Tuesday, January 19, 2016

Kuala Lumpur (Part 4 - Day 3)

Hari terakhir di KL saya berusaha memaksimalkan waktu yang ada sebelum penerbangan sore harinya. Selesai mandi & sarapan pagi2 sekali, saya packing untuk langsung membawa semua barang bawaan saya. Untungnya ransel yang saya bawa cukup besar untuk menampung souvenir yang sempat saya beli. Setelah sms ibu saya untuk ngasih tau kalau saya check-out duluan, sayapun menuju resepsionis unuk menyerahkan kunci.
Pas check-out saya mendapat kejutan dari hotel, yaitu saya harus membayar air mineral yang saya minum karena di hari pertama saya salah mengambil air yang berbayar daripada complimentary drink. Kalau dirupiahkan air mineral 600 mL itu harganya Rp. 120.000 !!! Buset...Tahun 2011 untuk anak kuliahan kaya saya uang dengan jumlah segitu cukup besar, apalagi ini hari terakhir dimana uang saya udah mulai pas2an. Akhirnya saya terpaksa menghubungi ibu saya untuk kemudian dimasukkan ke dalam bill-nya. Hehehe...Ada untungnya juga liburan satu hotel sama ortu :p

Setelah sukses check-out dan mendapat "hard lesson" di hotel bintang 5, saya langsung jalan ke halte bus hop-on-hop-off, mengingat saya masih punya tiket yang berlaku sampai tengah hari. Setelah bus datang, saya segera naik menuju pemberhentian saya selanjutnya, KL Tower. Setelah melewati KLCC Petronas dan Malaysia Tourist Centre (MaTic) saya turun di KL Tower. Setelah lihat2 dan berfoto2 di KL Tower, saya menunggu di halte bus hop-on-hop-off untuk naik bus berikutnya. Setelah melewati Kasturi Walk atau Central Market, serta Heritage seperti Sri Mahamariamman Temple & Kuala Lumpur Railway Station, dan sempat mampir di Little India, saya akhirnya turun di pemberhentian terakhir saya, KL Sentral.


KL Tower, Kasturi Walk, Little India

Di KL Sentral saya segera membeli karcis untuk naik bus menuju LCCT. Oya, estimasi perjalanan ke bandara dari KL Sentral menggunakan bus adalah 1 jam perjalanan. Dalam bus saya duduk sebelahan sama bapak2 bule asal Belanda. Sayangnya bapak bule ini udah berusia sekitar 55 tahunan, jadi ga bisa saya prospek :p
Sepanjang perjalanan kami mengobrol dengan bahasa inggris. Karena bahasa inggris sama2 bukan native languange, kami ngobrol cuek aja tanpa memperhatikan grammar. Prinsipnya yang penting sama2 ngerti :D . Ternyata si bapak bule ini lagi mengunjungi anak perempuannya yang bekerja di KL. Si Bapak bule juga cerita kalau dia udah pensiun, dan istrinya udah meninggal (semoga bukan kode), jadi dia ngabisin masa tuanya dengan keliling ngunjungin 3 anak perempuannya secara bergantian.

Sampai di LCCT saya berpisah sama si bapak bule dan langsung check-in. Karena penerbangan internasional saya harus sampai lebih awal untuk check-in dan melewati bagian imigrasi untuk mengurus beberapa administrasi. Setelah urusan administrasi kelar, saya membeli jajanan risoles yang ternyata rasa kari dan teh tarik. Entah kenapa di Malaysia ini tiap saya beli jajanan semuanya rasa kari, mulai dari pastel sampa risoles :|
Setelah mendapat panggilan untuk boarding, saya masuk pesawat dan duduk di tempat saya telah saya pilih, di bagian tengah pesawat, di samping jendela. Karena penerbangan pertama saya di malam hari, inilah pertama kalinya saya bisa terbang sambil menikmati pemandangan awan2. Setelah take-off saya hanya menikmati awan2 selama 20 menit pertama. Karena bentuknya sama aja, sayapun akhirnya bosan dan tertidur sampai menjelang landing. Sampai di bandara Soekarno-Hatta Jakarta, saya makan sore-menjelang-malam, lalu melanjutkan perjalanan dengan bus Primajasa tujuan Bandung.

Pengalaman di KL sangat berkesan dan menarik bagi saya lebih dari yang saya kira. Perjalanan ini cukup banyak mengubah pola pikir dan pandangan saya terhadap segala sesuatu. Saya menjadi lebih berani mengambil keputusan, saya juga lebih berani untuk keluar dari zona nyaman saya, berani mengambil resiko, dan mulai berpikir bahwa semakin jauh dari rumah maka semakin banyak juga pengalaman yang kita dapat.
Menurut saya Kuala Lumpur juga kota yang pas untuk pelajar perempuan yang mencoba solo traveling untuk pertama kalinya. Wisata kota dengan banyaknya sarana transportasi dan informasi yang memadai seperti Kula Lumpur yang memfasilitasi kebutuhan turis dengan cukup baik, membuat kita merasa lebih aman dan meminimalisir kemungkinan tersesat.
Banyak yang bilang kalau warga Malaysia kurang ramah dan turis Indonesia sering diremehkan. Saya ngakalinnya dengan cara sebisa mungkin pakai bahasa inggris, dan sebisa mungkin saya juga bertanya ke polisi pariwisata atau tourist information centre yang ada di pusat keramaian dan bentukya seperti kios, sekalian minta peta tempat2 wisata. Selain itu bisa juga gunakan bus khusus wisata, atau fasilitas khusus turis.
Untungnya saya lebih sering dikira turis eropa daripada asia, tapi ruginya sama pedagang kecil saya sering dikira banyak duit, padahal saya sama kerenya dengan mereka :))

End.

No comments:

Post a Comment