Sunday, July 31, 2016

Roadshow Lebaran (Part 1)

Setelah melewati masa2 'puasa-ga-puasa-tetap-ga-produktif' di bulan Ramadhan kemarin, libur Lebaran yang lumayan panjang saya manfaatkan untuk mudik ke kota halamannya pasangan saya di Malang, Jason Statham, atau kita panggil aja Jason. Saya yang sebelumnya ga pernah ngerasain mudik, jadi kebawa excited juga walaupun harus rela nebus tiket yang harganya berkali2 lipat tiket ke Singapura. Padahal tiket ini saya beli jauh2 hari loh, tapi harga semua tiket udah naik minimal 2x lipat dari harga normal. Ga mau semakin makan hati dengan harga tiket yang mahal, saya memutuskan sekalian aja beli tiket Garuda untuk keberangkatan H-2, at least kalau naik Garuda, mahalnya worth it :p
Malam sebelum hari keberangkatan, seperti biasa saya ga bisa tidur karena terlalu excited. Alhasil saya baru berhasil tidur jam 1 malam, padahal saya naik penerbangan jam 8 pagi. Untungnya saya bisa siap tepat waktu sampai taksi pesanan datang. Malahan saya & Jason datang kepagian, jam 6 pagi udah nongkrong di bandara Soekarno Hatta saking semangatnya. Setelah cetak boarding pass, saya yang lapar dan haus curi2 kesempatan untuk beli minum, karena masih bulan puasa, jadinya saya ga enak juga kalau minum teh kemasan dingin terang2an :|
Setelah leyeh2 di ruang tunggu, akhirnya panggilan boarding diumumkan. Sebelum naik pesawat saya sempatin untuk ngambil koran. Maklum, kita yang biasa naik budget airlines langsung berusaha memaksimalkan semua fasilitas yang disediakan, termasuk makan roti kelapa yang dibagikan sebagai snack, walaupun sebenernya saya ga terlalu suka roti kelapa :))

Sampai di Malang yang pertama saya perhatiin adalah bandaranya. Bandara Abdurahman Saleh ini baru aja selesai dibangun. Bandara yang baru kelihatan lebih besar dan modern. Sayangnya bangunan baru di bandara ini baru bisa saya nikmati pulangnya nanti, karena untuk kedatangan masih pakai bangunan yang lama. Bangunan lama-nya sendiri mirip sama bangunan lama bandara Husein Sastranegara di Bandung dulu (sayangnya saya belum lihat bandara baru-nya), dimana kita baru masuk beberapa langkah udah keluar lagi saking kecilnya. Hehehe...
Dari bandara kami langsung menuju rumah untuk istirahat dan leyeh2. Hari kedua baru kami jalan2 sambil cari oleh2. Oleh2 khas Malang favorit saya adalah minuman sari apel. Minuman kemasan dari sari apel yang rasanya enak dan praktis untuk dibawa karena ukurannya yang kecil, sekitar 120ml, dan satu dus isinya bervariasi antara 18-20 kemasan. Kami berdua juga sempat penasaran sama makanan yang lagi booming, Strudel Apel, tapi setelah nyoba, entah kenapa kami malah lebih suka sama Apple Pie Frozen yang dijual di supermarket2 biasa. Selesai beli oleh2, kami beli makanan untuk buka puasa, katanya sih khas Pasuruan yang judulnya Kupang. Kupang ini sejenis makanan laut mirip kerang, dimakan bareng lontong dan pakai kuah petis, optional-nya ada sate kerang dan gorengan singkong. Kalau menurut saya makanan ini rasanya cukup eksotis, dan saya sih cukup nyoba beberapa sendok aja sebelum perut saya mulai terasa aneh :|

Hari pertama Lebaran saya ikut Jason & keluarganya Shalat Ied di lapangan Universitas Muhamadiyah Malang (UMM). Karena saya ga ikut Shalat, jadinya saya jalan2 keliling area kampus. Area kampus UMM ini luas banget, dan antara lapangan, tempat parkir, dan gedung kampus dipisahkan sama kolam luas yang mirip danau. Bener2 enak banget suasananya. Selain itu di pinggiran kolam disediakan perahu karet, jadi kayanya sih kita bisa berperahu-ria di kolam tersebut. Kalau iya, wah lengkap banget berarti fasilitas di kampus ini. Bikin iri aja deh! *padahal udah ga kuliah :p *

Kampus UMM melalui foto udara, diambil dari www.umm.ac.id


Selesai Shalat Ied, kami kembali ke rumah untuk bermaaf2an dan makan menu Lebaran. Menunya ada lontong, opor, sayur (yang biasa ada di kupat sayur), sama telur petis (telur rebus yang disiram bumbu petis). Lontong dan opor langsung jadi menu favorit saya selama Lebaran. Apalagi opornya pakai ayam kampung yang super empuk. Hmmm... Yummy :D . Setelah makan kami langsung siap2 untuk berangkat ke Surabaya. Perjalanan dari Malang ke Surabaya cukup lancar dan bisa ditempuh lewat tol. Saya yang duduk manis di kursi penumpang ga sanggup nahan godaan untuk tidur, dan baru bangun pas sampai di tempat tujuan, rumah salah satu saudaranya si Jason. Di rumah saudaranya ini kami disuguhi makan. Menu Lebarannya sih hampir sama dengan menu di rumah Malang, tapi yang beda disini ada pempek. Mungkin karena ada keturunan Palembang, pempek jadi salah satu makanan wajib di keluarga ini. Karena dari awal emang udah ngincar pempek-nya, jadi begitu ditawarin langsung kami sikat tanpa malu2. Hehehe... 
Di Surabaya kami mengunjungi beberapa rumah, dan di setiap rumah yang dikunjungi kami selalu disuguhi makan. Berhubung ga mungkin juga tiap bertamu kita makan, jadinya saya & Jason selalu nyoba dan ngebandingin kue putri salju yang ada di setiap rumah. Salah satu kue kering khas lebaran ini emang jadi favorit kami berdua. 

Selesai keliling di Surabaya, kami pulang ke Malang. Setelah ngedrop ortu-nya Jason, saya & Jason keluar lagi untuk jalan2 sambil cari kesempatan untuk ngeroko. Maklumlah di rumah ortunya ini kami berubah jadi anak baik2 dan berbakti kepada orang tua. Akhirya pilihan jatuh ke salah satu rumah makan khas Madura asal Malang (nah bingung kan?) yang nyediain menu Nasi Bhuk di sekitar Soekarno Hatta - Belimbing. Awalnya sih denger kata2 Madura saya agak pesimis karena ga pernah dengar makanan khasnya selain sate, tapi setelah dicoba, ternyata enak banget. Menunya berupa nasi, tambah sayur (pilihannya antara sayur nangka atau sayur rebung), tempe mendol, toge kecambah, serundeng, jeroan (pilihannya ada paru, lidah, babat), dan sambal. Walaupun khas Madura, tapi katanya sih asal Malang, cuma yang pertama kali mempopulerkan adalah orang Madura yang tinggal di Malang. Kalau saya sih udah pasti pilihnya lidah, tanpa sayur. Sedangkan Jason pilih menu lengkap dengan paru. Rasa lidahnya mantap banget, tebal tapi empuk, dan ga amis. Parunya juga crispy tapi ga keras. Trus ada tempe mendol yang agak crispy tapi enak. Sayang waktu itu saking laparnya saya ga kepikiran untuk foto dulu, tapi yang pasti menu ini recommended banget, terutama lidahnya untuk yang suka lidah. Si Jason aja yang ga terlalu doyan lidah mengakui kalau masakan lidahnya sedap :D

Lebaran hari kedua perjalanan roadshow kami dimulai lagi. Kali ini rute pertama adalah Probolinggo. Sayangnya perjalanan Malang - Probolinggo yang harusnya cuma ditempuh 3 jam aja ternyata macet dan waktu tempuhnya jadi 5 jam. Padahal si Jason udah meng-agung2-kan Jawa Timur yang katanya bebas macet, ga kaya Jawa Barat yang terkenal dengan kemacetan Nagrek, ternyata sama aja tuh. Huft...  Ga mau cape, saya sih tinggal tidur aja dan minta dibangunin pas udah di Pobolinggo. Hehehe :D . Di perjalanan kami sempat makan siang di RM Tongas Asri di daerah Tongas. RM ini semacam persinggahan di jalur utama Malang - Probolinggo, jadi penuh sama orang2 yang lagi melakukan perjalanan jarak jauh. Disini juga disediakan mushala dan toilet yang besar dan lumayan bersih. Lagi2 saya pesan menu lidah, kali ini semur lidah. Karena udah ngerasain enaknya menu lidah di Nasi Bhuk, semur lidah disini rasanya jadi kebanting. Tapi untuk saya tetep worth it sih, lidahnya empuk walaupun bumbunya biasa aja. Yang mau mampir sini jangan lupa bawa kipas, karena kalau lagi penuh gerahnya minta ampun, kipas angin yang nan-jauh di langit2 sama sekali ga kerasa. Oya, rumah makan ini katanya sih bukanya sering gantian sama RM Nguling (kalau dari arah Malang sebelum RM Tongas Asri). Kalau di RM Nguling yang recommended adalah rawonnya yang udah cukup terkenal rasanya. Waktu itu RM Nguling tutup, yang buka RM Tongas Asri. Setelah makan kami melanjutkan perjalanan. Saya yang tadinya sekedar terkantuk2 di jalan, setelah perut kenyang jadi ketiduran blas, bangun2 pas udah sampai di Probolinggo. Saking pulasnya saya tidur, pas bangun rasanya gigi saya kering semua. Kayanya selama tidur mulut saya mangap. Duh, moga2 aja saya ga ngorok, mengingat saya duduk di belakang barengan ortunya si Jason T^T .

Suasana di RM Tongas Asri, dari Tripadvisor.


Sampai di Probolinggo disempatin napak tilas, sambil diceritain sejarah keluarganya si Jason. Saya yang sebelumnya dari Malang dan biasa di Bandung di kota yang sejuk, nyampe sini lumayan keringetan juga. Untungnya saya udah siap pakai baju yang ga terlalu tebal biar ga kegerahan. Sampai di tempat tujuan pertama, di rumah salah satu saudaranya Jason, lagi2 kami disuguhi makanan. Karena udah makan sebelumnya, jadilah kami hanya nyicipin kue2 dan apel strudel yang terkenal itu. Mengingat udah sore dan masih ada tempat yang harus dikunjungi, setelah ngemil2 dan sedikit ngobrol (ngobrolnya sih banyak, cuma saya ngertinya sedikit karena kebanyakan pakai bahasa Jawa :| ) kami langsung cus menuju tempat tujuan berikutnya, yaitu Lumajang, sebuah Kabupaten yang selama ini cuma saya dengar namanya aja.
Sayangnya lagi2 perjalanan ke Lumajang ini agak macet karena kombinasi jalan yang menyempit di lintasan rel kereta api dan volume kendaraan yang lumayan tinggi. Sampai di Lumajang langsung lanjut napak tilas sejarah kerjanya si Jason yang dimulai sebagai recruiter di salah satu pabrik kayu terbesar di Lumajang, termasuk liat kost2annya yang ternyata jauh lebih bagus dari yang diceritakan. Katanya sih Lumajang ini ga banyak perubahan yang berarti. Mungkin karena daerahnya yang kurang strategis, jadinya malah kurang berkembang. Setelah keliling2 sedikit sambil cerita, akhirnya kami sampai di rumah saudaranya Jason yang lain yang jadi tujuan berikutnya. Kami singgah disini ga lama sih, cuma salam2an, numpang ke toilet, makan baso, trus pulang. Karena udah malam juga, dan kami masih harus lanjut ke Jember, jadi ada alasanlah untuk SMP (sudah makan pulang) :p

To be continued...