Thursday, March 17, 2016

Balada Hari Pertama di Tempat Kerja

Pengalam ini saya alami di bulan Agustus 2012 di perjalanan saya di desa Batu Kajang. Kalau denger Batu Kajang mungkin banyak yang bertanya2 di bumi belahan mana gerangan Batu Kajang, termasuk saya dulu :p . Waktu itu saya baru sebulan menyandang status sebagai karyawan perusahaan kontraktor tambang, sampai kemudian saya ditempatkan di jobsite di salah satu desa kecil di Kalimantan Timur bernama Batu Kajang. Untuk yang belum tau dimana itu Batu Kajang, letaknya di Barat Daya Balikpapan dekat perbatasan Kalimantan Selatan. Pertama kali saya ke desa Batu Kajang, kecamatan Batu Sopang ini dalam rangka perjalanan ke jobsite penempatan, jadi cerita ini nyambung dari postingan saya sebelumnya yang numpang lewat di Balikpapan. 
Keberangkatan pertama kali diwarnai dengan drama sama (calon) teman sekantor. Awalnya dari mess transit di daerah Markoni, Balikpapan, kami menuju Pelabuhan Semayang untuk menyebrangi Teluk Balikpapan menuju Penajam. Di Pelabuhan Semayang kami turun bagian dermaga speedboat kami naik speedboat perusahaan bersama dengan karyawan lain. Disini banyak speedboat berbagai perusahaan tambang, dan juga "ojek" speedboat untuk umum. Karena kami naik speedboat perusahaan, jadi gratis tis tis. Tapi untuk umum bisa naik "ojek" speedboat biayanya Rp. 100.000 sekali jalan untuk satu perahu yang bisa diisi 4 - 5 orang dengan waktu tempuh sekitar 10 - 15 menit. Kalau banyakan sih untung bisa patungan, tapi kalau sendiri, sebaiknya ditawar (saya sendiri pernah sukses nawar sampai setengah harga). Selain speedboat sebenarnya kita bisa juga naik klotok atau kapal kayu yang waktu tempuhnya seidikit lebih lama tapi harganya lebih murah, cuma sekitar Rp 10.000/orang. Alternatif terakhir naik kapal ferry yang lebih aman dan lebih gaya. Kalau pilih kapal ferry, jangan lupa cek dulu jadwal keberangkatannya karena ga selalu siap sedia kaya "ojek" speedboat. Biarpun jadwalnya ga fleksibel, tapi kapal ferry ini lebih aman karena selain kapalnya lebih besar dan stabil, juga ga desak2an overload seperti kalau kita naik speedboat atau klotok (ya untung2an sih) dan yang pasti bebas ambeyen karena pantat kelempar2 di dudukan kayu :|

Balikpapan - Batu Kajang by Google Maps

Waktu nyebrang Teluk Balikpapan kami disuguhi pemandangan kapal2 minyak dan tongkang penarik batu bara dan kayu. Sayangnya selama 3 tahun lebih bolak balik nyebrang teluk ini saya belum pernah kepikiran untuk foto2. Mungkin karena saking seringnya pemandangan itu jadi biasa untuk saya, udah kaya rumah sendiri, jarang banget kan ada orang foto2 lingkungan rumah sendiri :)) . Sampai di Penajam masih ada waktu sebelum bus perusahaan berangkat. Sambil nunggu bisa makan coto makasar yang bertebaran di daerah ini. Rasanya cukup mendekati karena emang di daerah tersebut banyak orang bugis / makasar, jadi masih berasa khas Sulawesinya. Oya dari Penajam ini banyak juga bus atau travel gelap dengan mobil L300 dengan tujuan Tanjung Tabalong atau Banjarmasin. Yup, karena Batu Kajang ada diantara Balikpapan dan Banjarmasin, jadi dilewati angkutan umum yang ke Banjarmasin. Harganya udah pasti jauh lebih murah daripada pesawat. Tapi soal kenyamanan jangan ditanya.. Hehe... Untungnya saya ga pernah naik angkutan yang kata temen2 saya yang jadi korban nyebutnya "angkutan melarat". Sementok2nya saya kalau ga naik angkutan perusahaan ya naik Travel Joymar khusus jalur Batu Kajang - Balikpapan PP. Agak mahal sekitar Rp 160.000 tapi jauh lebih nyaman. Tapi kali ini, saya bakalan cerita pengalaman menggunakan fasilitas perusahaan yang penuh drama ini.
Setelah menunggu 30 - 40 menit akhirnya bus pengantaran milik perusahaan datang juga. Kami berenam yang masing2 bawa banyak barang pindahan, termasuk teman saya yang kopernya gede banget kaya lemari dikasih roda, tau diri dengan cara ngalah masuk belakangan daripada kena sikut operator2 yang konon katanya ganas2. Selain itu ya males juga sih rasanya harus cepat2 masuk sambil ngegotong barang kaya ngegotong beras. Kami memilih nunggu diluar sambil nunggu koordinatornya ngitung ketersediaan tempat duduk. Ternyata akhirnya karena full kami ga kebagian tempat duduk di bus. Tapi karena transportasi menuju jobsite adalah tanggungan perusahaan, akhirnya kami dibantu salah satu karyawan HR, karena sikapnya yang mengayomi kita sebut saja Bunda, untuk dicarikan mobil rental untuk mengantar kami ke Batu Kajang. Sementara itu supaya kami semua muat dalam 1 mobil, semua barang kami dititipkan di bus pengantaran perusahaan. Ga lama kemudian bus pun berangkat, dan kami diwanti2 untuk tunggu disini sampai mobil yang udah di-charter datang.

Setelah ditinggal bus pengantaran dan duduk2 manis di tengah terminal, akhirnya kami disamperin sama mobil Avanza. Driver mobil tersebut nanya apakah kami dari perusahaan **** (maap ya disensor nama perusahaannya) dan bilang kalo dia mobil rental yang diminta nganter kami. Kamipun langsung menyambut dengan excited dan naik ke mobil tersebut. Sebelum berangkat driver-nya nanya apakah udah lengkap, apa udah naik semua. Ngerasa kami berenam udah duduk manis semua, kami kompak jawab udah dan minta driver langsung berangkat. Tapi si driver ini keliatan masih ragu dan nanya lagi untuk meyakinkan. Temen saya yang secara ga langsung kami tunjuk jadi pak RW selama perjalanan ngeyakinin kalau kami emang cuma berenam. Akhirnya mobilpun berangkat dan perjalanan 4 jam ini dimulai.
1 jam pertama kami masih semangat ngobrol sambil menikmati pemandangan. Semakin menjauhi Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) rumah2 semakin sepi sampai akhirnya rame lagi setelah pindah daerah. Karena udah malem juga, akhirnya kami mulai ketiduran satu persatu. Pada dasarnya sih perjalanan ini ngelewatin jalan provinsi Penajam Kuaro, yang melintasi daerah Penajam, Petung, Waru, Babulu, Long Kali (udah masuk wilayah Tanah Grogot Kabupaten Paser), Kuaro, lewat tempat "wisata" Gunung Rambutan (iya, wisatanya pake tanda kutip :| ), sampai akhirnya sampailah kami di mess PT. **** di desa Batu Kajang. Kami sampai sekitar jam 10 malam, dan barang2 kami yang dititipkan di bus pengantaran udah nongkrong di pos security. Kami langsung lapor dan "check-in" di Mess Office. 

Kedatangan kami yang termasuk short notice dari Head Office di Jakarta bikin kami harus nunggu persiapan kamar. Sekitar jam 12 malam kami dapat kamar di blok Melati nomor 8 (M-8), untungnya kami cewe2 berempat dapat 1 kamar yang lumayan lega. Sayangnya kamarnya masih belum terlalu bersih karena sebelumnya cukup lama kosong. Sebenernya kamarnya enak, cukup luas untuk diisi 4 kasur (kalau siang 2 kasur diberdiriin biar tambah lega), satu ruang ganti yang menghubungkan kamar dan kamar mandi lengkap dengan pintunya, dan kamar mandi yang cukup besar. Kami dipersilakan istirahat dulu baru besoknya kamar dibersihin. Namanya perempuan dikasih yang kotor2 pasti tangan langsung gatel pengen bersihin. Salah satu teman yang biasa dipanggil teteh langsung ngomel2 dan inisiatif bersihin. Saya yang sebenernya udah 5 watt ga tega juga akhirnya bantuin beres2 dan sapu2 dikit. Sedangkan si teteh ini nyapu sebagian besar kamar dan nyikat kamar mandi sampai jam 2 subuh. Ini nih yang namanya girl power, insting mengalahkan rasa cape. Hahah...
Kelar beres2 dan selesai  pemilihan kasur, kami langsung tenggelam di kasur masing2, mengingat paginya kami harus berangkat jam 06.15. Sialnya subuh2 sekitar jam 3- jam 4 saya kedinginan karena AC yang suhunya terlalu rendah. Karena pertama datang kami kegerahan, kami pasang AC dengan suhu 16 derajat. Akhirnya saya merangkak keluar kasur menuju tas untuk ambil celana training, kaos kaki, dan jaket. Pas saya bangun saya liat teman2 sekamar saya semua udah meringkuk di kasur dengan jaket dan selimut yang dibuntal kaya kepompong. Ternyata bukan saya aja yang harus berjuang subuh2 untuk mencari kehangatan :)) .

Paginya saya bangun jam setengah 8 karena dapat telfon dari orang kantor yang nanya saya dimana. Bah, kami semua bangun kesiangan. Harusnya kami berangkat naik bus ke kantor jam 06.15 pagi dan jam masuk kantor jam 7, ini kami jam setengah 8 malah baru bangun, dibangunin pula sama orang kantornya -__-" . Langsung kami siap2 gantian masuk kamar mandi. Saya yang niatnya mau bangun pagi2 dan keramas akhirnya harus rela berangkat dengan rambut lepek dan gatel2 dikit. Selesai siap2 kami juga harus cari sarana karena kami udah ketinggalan bus perusahaan sebagai transportasi ke tambang. Karena tambang ini termasuk restricted area, jadi hanya sarana yang ada ijinnya aja yang bisa masuk ke area tersebut. Akhirnya kami dijemput pakai bus kecil yang isinya cuma kami bertiga (satu orang teman sekamar sakit sehingga memutuskan untuk istirahat dulu). Sebelum masuk tambang kami lewatin gerbang Obvitnas (Objek Vital Nasional), kemudian melewati daerah pepohonan sampai akhirnya melewati daerah tambang yang tandus. Karena tujuannya adalah kantor, jadi kami ga bener2 lewat tambangnya, tapi lewat jalan utama tambang. Akhirnya setelah menempuh setengah jam perjalanan, sekitar jam setengah 10 pagi kami sampai di kantor yang ada di pinggir pit. Bener2 bukan karyawan teladan, hari pertama udah terlambat ga kira2, hampir 3 jam :| . 

Untungnya sampai di kantor kami ga kena omel karena selain dimaklumi kami baru menempuh perjalanan panjang dan baru dapat kamar tengah malam, juga karena bos2 lagi pada ga ditempat. Tuhan emang pengertian. Selesai proses registrasi karyawan masuk dan ambil seragam, kami difoto untuk bikin id card. Sialnya saya harus difoto dengan rambut lepek dan kemeja kelonggaran yang bertahan seumur hidup sepanjang perusahaan ini berdiri. Hasilnya di foto saya jadi kaya anak SMP dengan jenis kelamin yang dipertanyakan karena kemeja kelonggaran yang saya pakai dan rambut saya yang super pendek dan lepek.
Selesai urusan administrasi dan meratapi foto dan id card, drama berlanjut karena ternyata Bunda, yang kemarin berbaik hati bantuin kami di terminal Penajam, ngambek sama kami berenam. Ternyata Bunda ngambek gara2 kemarin kami tinggal di Penajam. Haah... Saya sendiri antara pengen ketawa sama ngerasa ga enak & bersalah, soalnya kami ga ngeh kalau waktu itu dia harusnya ikut naik mobil yang kami tumpangin. Kami pikir dia cuma bantuin nyari mobil rental untuk kami trus pergi naik bus pengantaran perusahaan. Ternyata Bunda sempat nungguin kami di terminal Penajam, dan setelah sadar ditinggal, dia memutuskan untuk naik angkutan melarat. Akhirya seharian itu kami dicuekin sama Bunda, padahal dialah yang ngurusin deklarasi atau penggantian uang yang kami keluarkan selama perjalanan ke site. Bener2 kami ini anak baru yang gatau diri, udah dibantuin malah ninggalin, hari pertama terlambat pula. Untungnya setelah kami minta maaf dan patungan ganti ongkosnya Bunda (yang ga seberapa dibandingkan penderitaannya), Bunda maafin dan kami langsung kenalan, bahkan sampai sekarang kami masih temenan walaupun beberapa tahun kemudian Bunda mutasi ke Head Office di Jakarta :)

Anyway, pengalaman pertama selalu berkesan, apalagi dialami sama teman2. Pengalaman2 konyol inilah yang akhirnya makin mendekatkan kita. Kadang 1- 2 tahun berkutnya kami ex-penghuni M-8 (setelah mess direnovasi kami pindah blok dan salah satu dari kami dimutasi) masih menertawakan kekonyolan kami di hari pertama, yang nyikat kamar mandi sampai jam 2 subuh padahal stamina tinggal 10%, yang kami semua bangun subuh2 karena kedinginan gara2 AC trus ambil jaket dan ngegulung diri pakai selimut padahal remote AC tergeletak begitu saja tanpa ada yang kepikiran buat naikin suhu AC atau matiin AC daripada menderita, yang kesiangan hampir 3 jam di hari pertama kerja, yang baru ngeh kalau kami ninggalin orang yang udah bantuin kami di tempat antah berantah, dan kejadian2 kecil lainnya yang mengundang senyum. Bener2 di hari pertama kerja ini 4 in 1, 4 drama dalam 1 hari kerja :))        

No comments:

Post a Comment