Thursday, January 28, 2016

Kereta vs Perjalanan Penuh Cinta

Gara2 nonton ulang The Big Bang Theory season 2 edisi dimana Sheldon, dkk naik kereta, saya jadi teringat pengalaman tidak terlupakan saya dengan kereta. Kereta termasuk salah satu alat transportasi favorit saya. Kalau di Jakarta atau dari Jakarta mau pulang ke Bandung misalnya, saya sebenarnya lebih suka naik KRL/kereta daripada naik bus atau travel. Alasannya sederhana aja sih, kereta itu bebas macet jadi lama perjalanannya itu bisa diprediksi dan hampir pasti. Belum lagi tempat duduk di kereta termasuk lega, kalau pegal ya tinggal jalan2 di gerbong, atau kalau takut dikira orang linglung ya pura2 ke WC. Untuk perjalanan jarak jauhpun saya beberapa kali naik kereta api, kalau sendiri biasanya saya naik kereta malam biar tidur bablas.

Kenangan indah soal kereta ini akhirnya dinodai dengan pengalaman yang cukup bikin saya mikir dua kali untuk naik kereta api jarak jauh, yaitu sekitar bulan Februari 2014 pas saya main ke Malang. Kebetulan pasangan saya asli Malang, jadi saya berlibur kesana, sekalian dia pulang kampung. Waktu itu kami perginya masing2 dan janjian ketemu di Surabaya, langsung lanjut perjalanan ke Malang. Pulangnya, kami memutuskan untuk naik kereta api. Sebenarnya pasangan saya maunya naik pesawat rute Malang - Jakarta aja biar cepat, tapi saya yang saat itu lagi melankolis merayu2 dengan manis manja grup supaya kita naik kereta aja. Ceritanya sih saya mau nostalgia naik kereta api untuk perjalanan jarak jauh, sekalian quality time dengan pasangan saya. Ga mau saya jadi makin melankolis, akirnya pasangan saya mengalah dan jadilah kita pulang ke Jakarta naik kereta api. Cihuy... Taktik saya berhasil :D

Kereta yang kita naikin ini namanya Gajayana. Biar nyaman dan quality time-nya maksimal, kita pilih kelas eksekutif yang duduknya paling depan. Awalnya saya kira naik kereta bakalan lebih murah daripada pesawat, maklum waktu itu rencananya dadakan jadi saya ga sempat browsing dulu. Ternyata harganya Rp 560.000 / orang. Iya, ga salah baca, PER ORANG. *mata berkaca2, bibir bergetar* yang bikin tambah sesak adalah waktu tempuhnya yang 16 jam, berangkat jam 15.00 dari Malang, tiba di Gambir jam 06.00 pagi besoknya. Harganya hampir sama dengan pesawat yang waktu tempuhnya berkali2 lipat lebih cepat. Huft. Gimanapun juga, saya masih positive thinking kalau dengan waktu perjalanan selama itu, perhatian pasangan saya bakalan terpusat ke saya, kami bisa pacaran sepanjang jalan, ngobrol, saling mengenal lebih dalam, bla bla bla....


Sumber : Google.com

Singkat cerita kami mempersiapkan perjalanan kami dengan beli berbagai cemilan dan air minum. Pada jam yang ditentukan kami naik kereta, dan kereta berangkat. Saya mulai ngebayangin perjalanan penuh cinta ini dimulai. Satu sampai dua jam pertama kami masih ngobrol santai, mesra2an sambil ngemil, ketawa ketiwi. Jam2 berikutnya cemilan udah abis dan kami mulai lapar. Mulailah kami tergoda sama nasi goreng dan bakso malang yang dijajakan pramugara gerbong restorasi. Jam2 berikutnya lebih merana lagi karena saya gampang lapar, dan pasangan saya bad mood karena udah berjam2 ga bisa ngeroko. Ujung2nya pasangan saya sibuk dengerin lagu, dan saya ketiduran. Mood saya makin rusak pas berhenti di stasiun Jogja, karena tiba2 ada bau durian yang sangat menyengat. Untungnya sebelum saya ngomel2, ada petugas yang melarang penumpang yang mau masuk untuk membawa buah terlarang itu. Tapi tetep aja, bau durian itu udah terlanjur masuk ke gerbong ini. Kereta api ini ga akan pernah sama lagi T__T

Sepanjang perjalanan boro2 kami ngobrol, akhirnya kami sibuk masing2 mulai dari goyang pantat cari posisi yang pas, sampai ikutan lomba ngorok antar-penumpang. Kalaupun saling berpandangan, bukan pandangan penuh cinta tapi pandangan membara sampai ada api2 di matanya saking betenya. Sumpah, ini udah bukan mati gaya lagi, tapi rasanya udah jadi bangkai. Begitu sampai Gambir, yang pertama kali dilakukan adalah cari smoking area sambil senam2 kecil saking pegalnya, terus cari makan/cemilan. Nongkronglah kami di Starbucks di Gambir. Sepanjang jalan pasangan saya selalu ngomong "lain kali kita naik pesawat aja" yang diamini sama saya. Hahah...Setuju, badan saya pegal2 karena ga tau harus berpose kaya apa lagi supaya bisa duduk dengan nyaman. 

Jadi kesimpulannya, gimana perjalanan saya dengan kereta yang seharusnya penuh cinta? Let's see... Harga tiket yang hampir sama dengan harga tiket pesawat, ditambah biaya makan dari gerbong restorasi yang bikin biaya perjalanan naik kereta lebih mahal dari tiket pesawat, waktu tempuh 16 jam yang bikin mati gaya semati-matinya, pasangan yang badmood karena ga bisa ngeroko sepanjang perjalanan, pantat yang mati rasa karena duduk kelamaan, tetangga sebelah yang ngoroknya keras banget, dan bau durian sepanjang Jogja. Saya cuma bisa bilang kalau ini perjalanan yang "berkesan" dan misi saya dalam quality time penuh cinta gagal total. Dan jangan harap saya punya foto2 selfie mesra, mau nyolek pasangan aja saya mikir ribuan kali karena takut diomelin :|

Trus, gimana dengan nasib kereta api sebagai alat transportasi favorit saya? Kereta masih jadi favorit saya kok, untuk perjalanan jarak dekat. Di Jakarta, Jakarta - Bandung, ataupun pas ke Cirebon untuk menghadiri nikahan teman saya, saya masih suka naik kereta. Tapi lain kali untuk perjalanan jarak jauh atau antar provinsi, saya akan mempertimbangkan pesawat sebagai opsi lain. Untungnya nasib percintaan saya juga ga berakhir gara2 kereta :))

Monday, January 25, 2016

Tips Traveling Suka-suka ala Tiny Tuna

Beberapa kali saya dapat masukan dari teman2 untuk nulis tips traveling pertama kali, khususnya teman saya yang bernama Devi (nama sendiri dirahasiakan, tapi nama teman dijual...Wkwkwk). Buat yang udah biasa traveling, apalagi solo traveling, mungkin postingan ini ga penting atau malahan ngaco...Muahahaha...*ketawa jahat* . Ga apa2, namanya juga tips traveling suka2, jadi ya suka2 saya aja mau nulis tips apa :p .Tapi buat yang mau mulai traveling, semoga tulisan ini bisa sedikit membantu :)

Berikut ini hal-hal yang selalu saya lakukan dan menurut saya penting untuk dipersiapkan sebelum melakukan traveling :

1. Tetapkan tujuan traveling, mau kemana dan sama siapa.
Saya sering denger orang yang antusias pengen traveling dan nanya persiapan apa yang diperlukan, tapi pas ditanya kemana jawabnya "kemana aja". Yeeyy... Buat saya jawaban kaya gitu sama kaya orang bilang mau kuliah, tapi pas ditanya jurusan apa, jawabnya apa aja -__-" . Kenapa tujuan traveling itu penting? Karena bisa jadi beda tujuan itu beda persiapannya, sama kaya kuliah beda jurusan ya beda mata kuliahnya. Traveling ke kota besar macam Singapura bisa jadi beda persiapannya dengan traveling ke pegunungan terpencil, baik dari sisi budget, fasilitas, informasi, dsb. Dan kalau kita traveling ke luar negeri, jangan lupa yang paling penting adalah paspor, untuk amannya pastikan masa berlakunya masih > 6 bulan.
Selain menetapkan tujuan, tentukan juga sama siapa. Pergi sama siapa juga harus diperhitungan loh. Emang kalau makin banyak teman bisa jadi biaya semakin ringan karena bisa dibagi, tapi apakah teman kamu itu orang yang tepat untuk traveling bareng? Jangan sampai nanti di tempat tujuan malah ribut karena yang satu mau belanja, yang satu mau ke pantai. Ingat, makin banyak kepala, makin banyak juga pemikirannya. Kalau emang terpaksa traveling bareng orang yang seleranya beda, sepakati dari awal, apa mau saling nemenin, atau ada waktu tertentu untuk jalan masing2.

2. Siapkan tabungan dan incar tiket jauh2 hari.
Tempat tujuan udah clear, mulailah cari tiket jauh2 hari, kalau bisa cari yang promo. Tapi ingat, biasanya tiket promo itu ga bisa di-refund, jadi pastikan seelumnya kalau waktu liburannya udah fix. Kalau perlu ajukan cuti jauh2 hari. 
Untuk tiket pesawat emang lebih murah lebih baik karena biasanya salah satu pengeluaran terbesar ya tiket pesawat. Saran saya kalau cari tiket online lewat pihak ketiga, bandingkan juga dengan harga tiket di website resmi maskapainya, dan bandingkan harga semua maskapai. Saya pernah nih membandingkan harga tiket Banjarmasin - Balikpapan untuk maskapai Lion Air, Air Asia, dan Citylink untuk dapat tiket murah. Akhirnya saya belilah tiket termurah, Lion Air/Wings Air dengan jam keberangkatan menjelang Maghrib. Ternyata sampai Balikpapan saya baru tau kalau Garuda lagi ada yang promo, jatuhnya harganya hampir sama dengan harga tiket Lion Air saya. Bah, saya ga ngecek Garuda karena saya pikir ga akan masuk sama kantong saya. Pelajarannya adalah, jangan minder untuk ngecek semua maskapai, karena maskapai besarpun kadang kalau promo harganya jadi masuk di kantong. Selain itu lumayan kan dapat fasilitas yang lebih oke untuk harga yang ga beda jauh :)
Pengeluaran terbesar berikutnya biasanya adalah penginapan/hotel. Untuk yang satu ini bisa booking jauh2 hari kalau emang nemu yang murah banget, atau go show pas datang kesana. Kalau mau go show, siapkan beberapa alternatif penginapan lain, just in case penginapan yang kita mau udah full booked. Untuk penginapan, sesuaikan sama budget. Kalau emang budget liburannya terbatas, ya ga usah dipaksain nginep di hotel bintang 4 atau bintang 5. Intinya sih seimbangkan aja, jangan sampai siang melarat - malam konglomerat.

3. Rencanakan perjalanan dan estimasi biaya.
Browsing, browsing, dan browsing. Hari gini apa sih yang ga bisa di-googling? Saya selalu browsing sebelum mengunjungi tempat tertentu, selain untuk memberikan gambaran tempat2 yang menarik untuk saya kunjungi, juga bisa ngasih gambaran tentang suasana di tempat tersebut, dari sisi tata letak, keamanan, tranportasi, jam operasional, biaya atau estimasi biaya keseluruhan. Cek juga apakah ada diskon khusus yang bisa dimanfaatkan (misal khusus pelajar, anak2, lansia, dsb). Kalau travelingnya banyakan sama teman2 sih saya biasanya ga browsing terlalu banyak, apalagi kalau ada guide atau teman yang emang asli orang sana. Tapi waktu saya traveling sendirian atau cuma berdua misalnya, saya banyak browsing untuk meminimalisir hal2 yang ga diinginkan. Untuk perjalanan luar negeri, saya sarankan sebelum berangkat tukar mata uang dulu di Indonesia karena kursnya lebih bisa diperhitungan daripada tukar di negara lain yang kadang kursnya agak sulit diprediksi (biasanya nilai tukarnya lebih rendah). Untuk spare, lebih baik bawa Dollar daripada Rupiah karena harga tukarnya yang lebih stabil di berbagai negara.

4. Siapkan barang2 atau keperluan seefektif mungkin.
Situasi yang paling sering dialami oleh traveler pemula selain kekurangan uang adalah kebanyakan atau justru kekurangan bawa baju atau barang bawaan lainnya. Untungnya saya belum pernah ngalamin hal ini. Saya emang aslinya males ribet, jadi biasa bawa barang seperlunya aja. Hal ini sangat berguna pas saya di Kuala Lumpur, dimana saya diajak kenalan sama orang yang ga jelas. Bawa hanya satu ransel dan tas pinggang kecil memudahkan saya untuk kabur dengan kecepatan cahaya (kebayang ga sih kalau saya mau lari bagai kilat sambil seret2 koper segede gaban :| ) 
Bawa barang seperlunya juga membantu kalau kita harus berpergian dengan transportasi umum atau jalan kaki sambil bawa semua barang. Tapi kalau mau (dan siap) traveling mewah sih, mau bawa satu lemari juga ya sikat aja.

Biasanya kalau jalan2 saya bawa pakaian dan barang lainnya dengan perhitungan rumus berikut (ini saya loh ya, setiap orang bisa beda2 tergantung kebutuhan pribadi) : 
  • 1 baju untuk jalan-jalan/hari + 1 baju tidur/3 hari + 1 baju spare/seminggu (jadi kalau mau liburan seminggu total bawaan 7 baju jalan2 + 2 baju tidur + 1 baju spare, totalnya 10 baju)
  • 1 stel pakaian formal kalau ada plan untuk menghadiri suatu acara, atau baju renang kalau ada plan nyemplung.
  • 1 celana panjang jeans/bulan (iya, saya satu jeans untuk 1 bulan. Toh ga akan dipakai setiap hari juga) + 1 celana tidur/seminggu + 1 celana pendek jalan2/seminggu + 1 celana (biasanya) selutut untuk spare. Perhitungan celana ini termasuk yang dipakai perjalanan pergi & pulang, biasanya saya prefer pakai celana panjang jeans untuk antisipasi AC yang terlalu dingin.
  • Sepasang sepatu kets (biasanya saya pakai di perjalanan pergi & pulang) dan 1 pasang sendal (ya iyalah, masa pakenya sebelah doang)
  • Baju dalam ga usah dibahaslah ya, dikira2 aja. Kalau kurang ya pakainya side A-side B aja, atau beli celana dalam sekali pakai untuk spare.
  • Peralatan mandi. Saya pribadi lebih suka bawa sabun & shampo sendiri sih daripada pakai dari hotel/penginapan, kalau mau beli aja yang botol kecil atau sachet. Termasuk deodoran buat nutupin bau ketek karena pake baju yang sama seharian, sikat gigi, dan pasta gigi.
  • 1 pashmina serbaguna atau sarung. Bisa untuk alas kalau bantal penginapannya bau, atau kekurangan selimut.
  • 1 Topi untuk nutupin kalau panas atau bad hair day karena saya males bawa hairdryer.
  • Charger (untungnya Blackberry dan Android colokannya sama, jadi saya biasanya bawa 1 aja daripada hilang), powerbank, dan kamera pocket.
  • Obat, saya biasanya bawa painkiller (multipurpose, bisa dipakai untuk sakit kepala atau sakit gigi), obat alergi, dan obat mencret (hey, who knows?)
  • Berikutnya, girls thing. Pembalut. Selalu perhitungkan siklus haid dan bawa pembalut untuk berjaga-jaga kalau waktunya udah dekat. Kenapa ini harus diperhitungkan baik2? Karena kalau asal bawa 1-2 bungkus isi 10 aja, pembalut yang puffy itu bakal ngabisin banyak space di tas, tapi kalau asal ga bawa dan ternyata udah waktunya dapet, siapa yang mau ngalamin kasus emergency itu di tempat antah berantah yang ga kita kenal? Saya pribadi walaupun bukan waktunya, tapi saya selalu bawa 2-3 buah untuk jaga2, lumayan bisa dipake kalau tiba2 kena diare akut/mencret tak tertahankan.
  • Sabun colek/detergen sachet kecil, tapi khusus kalau perjalanan lebih dari 2 minggu.
  • Kantong plastik.
  • Buku catatan & alat tulis (optional sih)
Semuanya saya masukkan dalam ransel. Untuk barang2 yang sering dikeluarkan seperti HP, dompet, atau paspor (kalau perjalanan keluar negeri) biasanya saya masukkan dalam tas kecil yang lebih gampang saya awasi daripada ransel di punggung. Untuk uang, biasanya saya bawa di tas kecil ini, kecuali uang spare yang selalu saya simpan di ransel bagian terdalam dan diselipkan diantara baju2 (kalau keluar negeri, kalau dalam negeri sih ya uang spare disimpan di ATM)
Untuk bawa baju juga, saya diajarin teman waktu trip Sumatera Utara cara membawa baju yang praktis (terutama kaos) yang ga makan banyak tempat, yaitu dengan cara digulung. Yup, bukan dilipat, tapi digulung. Kalian bisa browsing di mbah gugel cara packing baju yang efektif.

5. Siapkan kondisi fisik.
Mungkin kesannya sepele, tapi cukup penting. Pengalaman ini saya rasain pas saya ke Batu Caves, dimana untuk masuk ke guanya kita harus ngelewatin 272 anak tangga. Awalnya dengan kekuatan sugesti saya beranggapan gampang aja naiknya. Ternyata saya yang dulu masih muda, sehat, langsing dan lajang (lah, apa hubungannya -__-" ), baru sekitar 100 anak tangga udah kecapean dan duduk istirahat sambil minum dan pijat2 kaki sendiri. Bahkan kakek2 dan nenek2 lebih kuat fisiknya dari saya. Disitu saya merasa harga diri saya terinjak2, gaya udah kaya backpacker, tapi naik tangga aja kewalahan.
Pesan moralnya adalah, kadang karena terlalu excited kita jadi ga terlalu ngerasa cape. Tapi percaya deh, jangan terlalu mengandalkan kekuatan pikiran untuk ini. Usahain rajin jogging atau jalan selama 2 minggu sebelum traveling. Sayang kan kalau kita ga bisa menjelajahi semua tempat karena fisik yang tidak berdaya.

6. Siapkan kondisi mental
Untuk traveling selain perlu persiapan rencana, uang, fisik, dsb, juga diperlukan tekad yang kuat. Soalnya pengalaman saya adaaa aja godaan sebelum kita berangkat traveling. Salah satu godaan yang berat untuk saya adalah di tahun 2012, 2 hari menjelang keberangkatan ke Singapura. Waktu itu saya udah siap semua mulai dari tiket, hostel, dan keperluan traveling, tiba2 H-2 saya dapat tawaran interview dari salah satu perusahaan besar di bidang alat berat pertambangan. Jedeerrr... Waktu itu saya yang baru dapat gelar sarjana sekaligus pengangguran, tiba2 dapat panggilan untuk posisi yang bagus di perusahaan besar. Sebenarnya kalaupun saya ga jadi berangkat ya ga rugi2 banget mengingat saya dapat tiket promo yang berangkatnya cuma 70 ribu, dan nginepnya di hostel. Tapi yang jadi pertimbangan saya adalah kapan lagi saya bisa ke Singapura, belum tentu setiap tahun. Dengan tekad bulat terpaksa saya tolak tawaran panggilan tersebut dengan alasan yang ga rasional, mau liburan (belagu banget ya :| ) Hahaha... Tapi yang namanya rejeki ga kemana, ujung2nya saya tetap dapat kerja di industri tambang ko walaupun di perusahaan yang berbeda :D
Setelah semuanya siap dan terencana, tekad juga udah bulat, jangan lupa ada faktor "X" bernama : apes. Jadi siap2 mental (dan spare uang) for the unexpected things that could happen. Tapi tenang, persiapan yang lebih matang bisa membantu mengurangi ketegangan kita. Jangan lupa yang terakhir : berdoa. Saya juga orangnya ga beriman2 banget sih, tapi sebelum memulai perjalanan saya usahakan selalu berdoa dulu untuk keselamatan ;)

Kalau semua persiapan udah terlaksana, berarti anda udah siap untuk menaklukkan dunia #lebay
Happy Traveling :)


Friday, January 22, 2016

Memanjat Tangga di Batu Caves

Waktu jalan-jalan ke Kuala Lumpur di bulan Mei 2011 saya menyempatkan diri mengunjungi Batu Caves. Awalnya saya tau Batu Caves ini dari hasil browsing di situs pariwisatanya Malaysia. Batu Caves ini letaknya di Selangor, dan cara mudah menuju kesana adalah dengan kereta KTM yang hanya bisa diakses dari KL Sentral. 
Kereta yang waktu itu saya tumpangi bisa dibilang sepi, sepi banget malah, mungkin karena letaknya yang udah agak jauh dari pusat kota KL.  Sepanjang perjalanan di gerbong yang saya tempati hanya ada beberapa orang aja yang semuanya turun duluan sampai tinggal saya sendiri menuju stasiun terakhir.

Begitu turun di pemberhentian terakhir dan keluar stasiun, saya langsung masuk ke area Batu Caves, gratis tis tis tis.... Hahah... Buat saya yang statusnya mahasiswa kere, gratis itu penting :p . Pemandangan pertama saya langsung disuguhkan danau kecil (atau kolam ya? :| ) dan patung raksasa Murugan, Dewa dalam agama Hindu. Dari jauh saya kira ini patung Budha, tapi makin dekat saya makin merasa bodoh karena penampilannya bukan Budha banget dan banyak peziarah dengan wajah India. Patung raksasa dengan warna keemasan dengan latar belakang tebing yang ditumbuhin tanaman liar ini emang keren banget. Sebelum bersiap2 naik 272 anak tangga yang ada di samping patung, saya nyempetin buat lihat lebih dekat patungnya sambil bertanya2 ini terbuat dari emas murni atau bukan (fyi belakangan saya baru tau kalau patung ini terbuat dari baja yang dicat warna gold).

Foto dengan kualitas HD (Handphone Definition)

Setelah mengagumi patung raksasa dan pemandangannya dari jauh, saya langsung naik tangga menuju gua yang ternyata banyak kera liar bebas berkeliaran. Umur dan jiwa yang sinkron sama2 muda, perut kenyang, badan masih langsing, pake sepatu & ransel andalan, dan angka 272 untuk jumlah anak tangga bikin saya pede bisa naik sampai puncak dengan cepat. Tapi ternyata kekuatan sugesti ga membantu saya, di tengah jalan betis & lutut saya pegel banget dan nafas saya terengah2. Ternyata anak tangganya tinggi2 untuk kaki saya yang mungil #alasan. Pantes banyak yang duduk2 di tengah jalan sambil pegang botol minum. Akhirnya saya jadi salah satu orang golongan lemah yang terkapar di tengah sambil minum dengan rakusnya. Bahkan saya disusul sama rombongan kakek2 & nenek2 bule yang senyam-senyum lihat saya ToT  
Ga mau harga diri saya semakin terpuruk, saya maksain diri untuk naik anak tangga satu demi satu. Itulah kenapa judulnya memanjat tangga, karena saking bungkuknya badan saya, saya lebih mirip merangkak daripada jalan -___-"
Untungnya semakin ke atas semakin banyak kera yang duduk2 di pegangan tangga, jadi ada alasan buat berhenti istirahat sambil foto2 kera. Setelah menghabiskan setengah bekal minum, saya sampai juga di atas. Sebelum dan sesudah tangga ada semacam gapura kecil yang ada patung2nya. Mungkin ini ada ceritanya sih, tapi karena saya sendiri dan ga pake guide, jadi saya cuma menikmati aja pemandangan yang ada.


Cowo bule, kera, dan puncak tangga

Di dalam gua agak gelap dan banyak semacam altar2 dengan patung2 dewa-dewi umat Hindu, dan banyak orang Hindu yang berdoa di altar tersebut. Sempat nyoba beberapa selfie tapi hasilnya ga memuaskan. Inilah ga enaknya jalan2 sendirian, agak susah kalau mau foto diri sendiri tanpa ada gambar tangan menjulur ke depan (dulu belum jamannya tongsis lo ya). Saya sempat minta tolong difotoin ke ibu2 Korea berbadan gemuk yang ga bisa bahasa inggris. Selama pergi2 sendiri kalau mau minta tolong difotoin saya selalu minta tolong ke ibu2 yang sudah agak tua atau berbadan gemuk. Alasannya sederhana, supaya kalau HP/kamera saya dibawa kabur saya masih bisa ngejar. Perokok kaya saya yang nafasnya pendek2 dan ga punya banyak benda berharga, hal itu harus diantisipasi ;) . Sayangnya HP Nokia jadul saya ga bisa nangkap gambar yang bagus di tempat yang pencahayaannya kurang, alhasil semua foto dalam gua buram. Jadi kalau kalian mau tau kaya apa dalamnya, liat albumnya mbah gugel aja :D


Selesai menjelajahi isi gua, saya dengar ada kaya upacara pernikahan Hindu di salah satu aula kuil di pelataran bawah sebelum naik tangga. Pemandangan turun tangga juga ga kalah menarik. Dari atas sini kita bisa lihat pelataran luas, orang2 yang keliatan kecil kaya semut, bagian belakag patung raksasa, dan jalan menuju Dark Cave, gua lain di samping gua utama.



Pemandangan dari atas tangga

Perjuangan turun tangga ga seberat naiknya, jadi bisa saya lewatin dengan kepala tegak, sambil ngeliat golongan lemah yang terkapar di tengah2 tangga #ga tau diri. Sampai di bawah saya menuju aula yang katanya sedang ada acara. Sayangnya pas saya nyampe disana pas acaranya mau bubaran. Namanya ngadain acara di tempat wisata, campur aduklah antara tamu dengan baju formal dan bagus, sama turis2 mulai dari turis gembel sampai turis ber-high heels. Sampai sekarang saya masih gagal paham sih sama konsep traveling pake high heels, ga kebayang gimana mereka naik 272 anak tangga itu. Kalau saya aja sampai memanjat, mungkin mereka udah merangkak kali ya :| . Hmm...Saya jadi terinspirasi buka usaha gendong turis :))


Selesai nonton kegiatan beres2 bekas acara, saya menuju pinggiran pelataran dimana banyak warung2. Karena matahari udah mulai tinggi, saya jadi tergoda untuk beli es krim di salah satu warung. Yang jualan disini kebanyakan warga keturunan India, malah bisa dibilang semua yang saya liat keturunan India. Saya pilih satu warung yang tempat duduknya cukup luas dan teduh. Hampir 15 menit saya nunggu depan freezer es krim tapi ga ada yang melayani. Setelah bolak balik nanya, akhirnya ada juga yang nyamperin. Karena pemuda ini wajahnya mirip2 India dan dia nanya apa yang bisa dibantu pake bahasa inggris yang belepotan, saya menyimpulkan kalau dia penjaga tokonya. Dia menyuruh saya ngambil yang saya mau, dan setelah saya tanya berapa harga untuk es krim yang saya pegang, dia bilang "free". Waaattt....Ini jualan apa badan amal...Saya sampai meyakinkan berkali2 berapa yang harus saya bayar, dan berulang2 dia bilang "free, take it".

Saya berpikiran positif, karena tempat ibadah jadi mereka ngebagi2in makanan kaya orang2 di masjid bagi2 takjil, atau mungkin dia naksir sama saya #pede. Tapi masa iya bagi2 ko es krim, kalau air putih atau teh mungkin saya masih percaya. Akhirnya saya ngalah, saya duduk disitu dan makan es krim dengan lahapnya.

Selesai makan es krim dan duduk2 sebentar, saya liat ada bapak2 berwajah India beres2 meja dan counter. Saya yang masih ragu dengan keberuntungan saya, langsung nanya ke bapak2 tersebut apa bener es krim ini gratis. Dia ketawa. Keras. Dan lama. Selesai ketawa dia bilang kalau di dunia ga ada yang gratis, dan dari tadi dia ngeliatin saya, memastikan saya ga pergi dulu sebelum bayar. Huft, saya udah curiga sih, dapat es krim gratis di siang bolong itu too good to be true. Untung saya ga main ngeloyor pergi aja, daripada malu ditagih gara2 ga bayar -__-  Untungnya juga es krimnya udah abis, jadi rasa es krim itu tetap nikmat di hati saya :p

Selesai menikmati es krim, saya balik ke stasiun KTM yang supersepi untuk kembali ke KL Sentral melanjutkan jalan2 saya di KL. Saking sepinya, saya memutuskan untuk naik di gerbong khusus wanita. Terlalu ramai ga nyaman, terlalu sepi juga malah jadi was-was. Di gerbong tersebut sampai kereta jalan penumpangnya hanya saya, dan satu keluarga keturunan India terdiri dari bapak, ibuk, dan anaknya. Lah di gerbong khusus perempuan ko ada bapaknya? Haah...Saya yang udah cape & kepanasan udah ga urus, yang penting saya bisa selonjoran di bawah AC.

Menurut saya Batu Caves ini cukup menarik, di tengah2 wisata kota di KL, ada selingan wisata lain di alam terbuka. Untuk aksesnya juga gampang. Pelajaran yang saya ambil disini adalah untuk mempersiapkan kondisi fisik sebelum melakukan perjalanan, jangan sampai semangat anak muda, tapi stamina rontok kaya manula. Pelajaran kedua yang saya dapat, ga ada makanan yang gratis di dunia ini, terutama untuk es krim di siang bolong :))


Tuesday, January 19, 2016

Kuala Lumpur (Part 4 - Day 3)

Hari terakhir di KL saya berusaha memaksimalkan waktu yang ada sebelum penerbangan sore harinya. Selesai mandi & sarapan pagi2 sekali, saya packing untuk langsung membawa semua barang bawaan saya. Untungnya ransel yang saya bawa cukup besar untuk menampung souvenir yang sempat saya beli. Setelah sms ibu saya untuk ngasih tau kalau saya check-out duluan, sayapun menuju resepsionis unuk menyerahkan kunci.
Pas check-out saya mendapat kejutan dari hotel, yaitu saya harus membayar air mineral yang saya minum karena di hari pertama saya salah mengambil air yang berbayar daripada complimentary drink. Kalau dirupiahkan air mineral 600 mL itu harganya Rp. 120.000 !!! Buset...Tahun 2011 untuk anak kuliahan kaya saya uang dengan jumlah segitu cukup besar, apalagi ini hari terakhir dimana uang saya udah mulai pas2an. Akhirnya saya terpaksa menghubungi ibu saya untuk kemudian dimasukkan ke dalam bill-nya. Hehehe...Ada untungnya juga liburan satu hotel sama ortu :p

Setelah sukses check-out dan mendapat "hard lesson" di hotel bintang 5, saya langsung jalan ke halte bus hop-on-hop-off, mengingat saya masih punya tiket yang berlaku sampai tengah hari. Setelah bus datang, saya segera naik menuju pemberhentian saya selanjutnya, KL Tower. Setelah melewati KLCC Petronas dan Malaysia Tourist Centre (MaTic) saya turun di KL Tower. Setelah lihat2 dan berfoto2 di KL Tower, saya menunggu di halte bus hop-on-hop-off untuk naik bus berikutnya. Setelah melewati Kasturi Walk atau Central Market, serta Heritage seperti Sri Mahamariamman Temple & Kuala Lumpur Railway Station, dan sempat mampir di Little India, saya akhirnya turun di pemberhentian terakhir saya, KL Sentral.


KL Tower, Kasturi Walk, Little India

Di KL Sentral saya segera membeli karcis untuk naik bus menuju LCCT. Oya, estimasi perjalanan ke bandara dari KL Sentral menggunakan bus adalah 1 jam perjalanan. Dalam bus saya duduk sebelahan sama bapak2 bule asal Belanda. Sayangnya bapak bule ini udah berusia sekitar 55 tahunan, jadi ga bisa saya prospek :p
Sepanjang perjalanan kami mengobrol dengan bahasa inggris. Karena bahasa inggris sama2 bukan native languange, kami ngobrol cuek aja tanpa memperhatikan grammar. Prinsipnya yang penting sama2 ngerti :D . Ternyata si bapak bule ini lagi mengunjungi anak perempuannya yang bekerja di KL. Si Bapak bule juga cerita kalau dia udah pensiun, dan istrinya udah meninggal (semoga bukan kode), jadi dia ngabisin masa tuanya dengan keliling ngunjungin 3 anak perempuannya secara bergantian.

Sampai di LCCT saya berpisah sama si bapak bule dan langsung check-in. Karena penerbangan internasional saya harus sampai lebih awal untuk check-in dan melewati bagian imigrasi untuk mengurus beberapa administrasi. Setelah urusan administrasi kelar, saya membeli jajanan risoles yang ternyata rasa kari dan teh tarik. Entah kenapa di Malaysia ini tiap saya beli jajanan semuanya rasa kari, mulai dari pastel sampa risoles :|
Setelah mendapat panggilan untuk boarding, saya masuk pesawat dan duduk di tempat saya telah saya pilih, di bagian tengah pesawat, di samping jendela. Karena penerbangan pertama saya di malam hari, inilah pertama kalinya saya bisa terbang sambil menikmati pemandangan awan2. Setelah take-off saya hanya menikmati awan2 selama 20 menit pertama. Karena bentuknya sama aja, sayapun akhirnya bosan dan tertidur sampai menjelang landing. Sampai di bandara Soekarno-Hatta Jakarta, saya makan sore-menjelang-malam, lalu melanjutkan perjalanan dengan bus Primajasa tujuan Bandung.

Pengalaman di KL sangat berkesan dan menarik bagi saya lebih dari yang saya kira. Perjalanan ini cukup banyak mengubah pola pikir dan pandangan saya terhadap segala sesuatu. Saya menjadi lebih berani mengambil keputusan, saya juga lebih berani untuk keluar dari zona nyaman saya, berani mengambil resiko, dan mulai berpikir bahwa semakin jauh dari rumah maka semakin banyak juga pengalaman yang kita dapat.
Menurut saya Kuala Lumpur juga kota yang pas untuk pelajar perempuan yang mencoba solo traveling untuk pertama kalinya. Wisata kota dengan banyaknya sarana transportasi dan informasi yang memadai seperti Kula Lumpur yang memfasilitasi kebutuhan turis dengan cukup baik, membuat kita merasa lebih aman dan meminimalisir kemungkinan tersesat.
Banyak yang bilang kalau warga Malaysia kurang ramah dan turis Indonesia sering diremehkan. Saya ngakalinnya dengan cara sebisa mungkin pakai bahasa inggris, dan sebisa mungkin saya juga bertanya ke polisi pariwisata atau tourist information centre yang ada di pusat keramaian dan bentukya seperti kios, sekalian minta peta tempat2 wisata. Selain itu bisa juga gunakan bus khusus wisata, atau fasilitas khusus turis.
Untungnya saya lebih sering dikira turis eropa daripada asia, tapi ruginya sama pedagang kecil saya sering dikira banyak duit, padahal saya sama kerenya dengan mereka :))

End.

Friday, January 15, 2016

Kuala Lumpur (Part 3 - Day 2)

Hari kedua saya bangun di jam yang sama, dengan urutan rutinitas yang sama seperti kemarin. Bedanya untuk sarapan kali ini saya makan roti2an, mulai dari yang manis sampai roti lapis daging + telur. Tidak lupa saya menyelipkan beberapa roti isi ke ransel saya untuk persediaan di jalan. Karena rencana perjalanan hari ini cukup jauh, saya memutuskan untuk bawa ransel dan botol minum dari kamar.
Selesai sarapan saya langsung menuju lobby hotel. Belajar dari pengalaman sebelumnya, sebelum keluar saya mengamati dulu keadaan sekitar, just in case ada manusia yang tidak diinginkan nunggu di depan hotel. Setelah saya rasa aman, saya langsung menuju stasiun MRT terdekat menuju KL Sentral, dilanjut naik KTM menuju...Batu Caves!! 

Selesai mengeksplorasi Batu Caves, saya segera naik KTM ke arah sebaliknya menuju KL Sentral. Di KL Sentral saya mencari informasi untuk naik bus Hop-on-hop-off, yaitu bus double-decker yang keliling kota Kuala Lumpur dengan titik pemberhentian di tempat2 wisata. Tiket yang kita beli akan berlaku selama 24 jam, dan dengan tiket ini kita bisa naik-turun sesuka hati di halte khusus bus Hop-on-hop-off.
Kapok dengan bahasa melayu yang bikin saya malah tambah bingung, saya memutuskan untuk bertanya di tourist information centre pake bahasa inggris. Ternyata untuk tiket bisa langsung dibeli di guide dalam bus. Saya langsung menuju halte khusus bus Hop-on-hop-off untuk menunggu bus berikutnya datang.

Setelah menghabiskan satu bekal roti isi, bus Hop-on-hop-off yang saya tunggu datang. Saya langsung lapor ke guide-nya untuk membeli tiket. Untuk harga tiketnya, kalau ga salah sekitar RM 35 (tahun 2011), dan untungnya karena status saya masih pelajar saya dapat diskon setengah harga..Cihuyy.. Selain dapat tiket yang berlaku 24 jam (jadi jangan sampai hilang ya), kita juga dapat brosur dan peta lokasi halte bus Hop-on-hop-off.
Menurut saya naik bus ini recommended banget, karena memang dikhususkan untuk melewati semua tempat wisata, dan kalaupun kita ga punya waktu untuk mengunjungi semua, di dalam bus ada guide yang siap menjelaskan tentang tempat wisata yang dilewati dan tersedia alat penerjamah untuk beberapa bahasa. Jadi pas banget untuk yang mau keliling KL dalam satu hari.

KL Hop-on-hop-off dan halte khusus


Setelah melewati beberapa tempat seperi Museum Nasional dan National Palace, saya memutuskan untuk turun di Bird Park yang berseberangan dengan Botanical Garden (atau sering disebut juga Orchid Garden). Pertama saya mengunjungi Orchid Garden. Tempat sejuk dan bersih. Disini saya keliling, foto2, dan sempat duduk2 sambil mikir mau masuk ke bird park atau ga mengingat tiket masuknya yang lumayan, waktu itu sekitar RM 40-an. Akhirnya saya memutuskan untuk berkunjung juga ke Bird Park. Sayang tiket untuk bird park tidak ada kategori pelajar, hanya ada kategori dewasa dan anak-anak. Karena ga mungkin ngaku sebagai anak-anak, saya harus rela merogoh kocek untuk bayar sesuai tarif dewasa.
Bird Park di KL bagus, luas, adem, dan bersih. Koleksi burung/unggas-nya cukup banyak dan menarik. Untuk beberapa burung seperti merak, bangau, dll dibiarkan berkeliaran begitu aja. Sedangkan untuk burung yang bisa terbang tinggi dan jauh dimasukkan dalam kandang besar dimana kita bisa masuk kedalamnya. 

Menjelang sore saya segera keluar dari Bird Park dan nunggu di halte bus Hop-on-hop-off. Bus ini lewat setiap 15-30 menit sekali. Di halte ini saya cukup beruntung karena bisa duduk di bangku atas jajaran depan dimana saya dapat pemandangan yang maksimal :D
Setelah melewati National Mosque, saya turun di Dataran Merdeka. Disini saya jalan kaki menyeberangi lapangan yang lembab karena bekas hujan, menuju tiang bendera legendaris-nya Malaysia. Setelah foto2 sebentar, sayapun jalan kembali ke halte bus Hop-on-hop-off melewati Sultan Abdul Samad Building yang eksotik (menurut saya loh ya :D ) sambil melewati persiapan panggung untuk acara dari menteri pariwisata Malaysia.


Orchid Garden, KL Bird Park, Dataran Merdeka, Abdul Samad Building

Di halte bus Hop-on-hop-off saya menunggu hampir 45 menit dan tidak ada satupun bus lewat, bahkan tidak ada satupun kendaraan yang lewat. 30 menit pertama saya nunggu bareng cowo bule yang kayanya mulai curiga karena ga ada kendaraan yang lewat dan akhirnya pergi. Entah saya ini kesambet apa sampe ga ngeh kalau ga ada kendaraan yang lewat sama sekali, dan butuh waktu hampir satu jam buat sadar. Bah, langsung saya buka peta untuk liat dimana halte bus Hop-on-hop-off berikutnya. Saya punya prinsip kalau sepahit2nya traveling kita masih punya kaki. Jadi saya langsung menjalankan prinsip saya menuju halte bus Hop-on-hop-off berikutnya dengan jalan kaki.
Daaannn ternyataaaa....Jauuhhhh, saudara-saudara....Panas pula!! Yang cuma 2 cm di peta ternyata setengah jam lebih dengan jalan kaki T^T . Jamek Mosque-pun udah ga menarik lagi saya kunjungi karena pengen cepat2 naik bus aja. Ternyata halte tempat saya nunggu bus yang tak kunjung datang itu ditutup jalannya untuk persiapan acara, dan bus yang saya naiki pas turun disitu adalah bus terakhir yang lewat di halte tersebut.

Karena hari udah mulai gelap, sayapun memutuskan untuk ga turun lagi sampai halte dekat hotel. Jadi saya duduk manis sambil dengerin guide ngejelasin tentang tempat2 yang kami lewati seperti Mara Business Centre, Kampung Baru, National Visual Art Gallery, dan National Library. Saya turun di Ampang Park yang dekat dengan hotel. Karena udah cape, akhirnya saya cuma makan malam mega-mac yang dibawain ibu saya. Jauh2 ke Malaysia, ujung2nya makan McD juga :|
Untuk menutup hari, saya melakukan ritual sebelum tidur, berendam air hangat di bathtub sambil mijet2 kaki.

To be continued...

Tuesday, January 12, 2016

Kuala Lumpur (Part 2 - Day 1)

Hari pertama di KL saya bangun dalam keadaan segar bugar, padahal saya tidur cuma sekitar 4 jam aja. Emang yang namanya hotel bintang 5 ini beda banget sama hotel budget yang saya tau. Untuk kamar yang paling standarnya aja tergolong cukup luas dengan 1 tempat tidur ukuran king size dan kasur supernyaman. Lantai dan perabot bersih banget, TV flat berukuran besar, dan kamar mandinya...Whoa..Lebih luas dari kamar saya di rumah, ada shower dan bathtub terpisah, wastafel dengan cermin superbesar, kloset duduk superkincolng, dan yang pasti bersih banget. Saya disuruh tidur di toiletpun ga masalah saking bersih dan nyamannya *guling2 di lantai*

Begitu bangun yang pertama saya lakukan adalah boker dan langsung mandi. Sebenarnya sebelum tidur saya udah mandi, dan pagi2 mandi lagi merupakan penyimpangan dari prinsip hidup saya. Ya, saya termasuk orang yang berpendapat kalau tidur harus dalam keadaan bersih dari sisa2 keringat hasil aktifitas kita di hari tersebut. Sementara mandi pagi ga terlalu penting karena selama kita tidur, terutama di ruangan ber-AC kita sama sekali ga keringetan. Jadi menurut saya mandi pagi adalah wasting time, kecuali kalau sebelum tidur kita belum mandi. Yang setuju silakan angkat tangan *ngacung*

Oke, balik lagi ke cerita di KL. Trus kenapa saya melanggar prinsip saya sendiri dengan mandi 2 kali sehari? Karena siapa sih yang bisa nolak berendam air hangat di bathtub yang luas? Ga ada. Hmm...Saya baru sadar kalau ternyata prinsip hidup saya cuma seharga kamar mandi di hotel bintang 5 *menghela nafas* tapi yaaa, kapan lagi saya punya kesempatan nginap di hotel bagus gini kalau bukan karena ditanggung ortu saya :p
Setelah mandi saya langsung siap2 bawa tas kecil saya dan turun untuk sarapan. Untuk menu sarapannya banyak banget pilihan, sampai saya bingung mau makan yang mana. Akhirnya pilihan saya jatuh ke jus, potato wedges, dan aneka daging2an mulai dari sosis, bacon, sampai steak, serta sedikit roti isi untuk bekal di jalan :p

Selesai sarapan sekitar jam 8 pagi saya langsung sms ibu saya sambil bersiap angkat kaki untuk mulai menjelajahi Kuala Lumpur. Walaupun satu hotel sama ibu saya, tapi saya sama sekali ga ketemu, atau berniat ketemuan..Hehe..
Baru keluar dari lobby, ga sengaja dari jauh mata saya menangkap sesosok mahluk asal Surabaya-berwajah India-berlogat Melayu-bernama Abdul. Shit. Langsung saya ambil topi dari tas kecil saya dan jalan cepat ke arah Petronas yang berlawan dgn tempat Abdul berdiri.
Kalau kalian ngebayangin ini bakal jadi cerita drama romantis antara saya dan Abdul, jangan berharap. Tidak untuk saya, tidak di cerita ini, dan tidak dengan orang itu. Tidak, terima kasih, saya jomblo aja. 

Ga mau liburan saya dirusak, sayapun segera jalan ke tempat tujuan saya. Heritage pertama yang saya temuin adalah Kun Yam Thong Temple. Setelah foto2 bentar, saya lanjut perjalanan ke arah Petronas. Awalnya saya berniat masuk ke menara petronas yang jadi icon Malaysia, tapi ternyata saat itu dia buka pagi2 dan kita harus antri untuk ambil tiket dari jam 6 pagi. Hmm...kuliah jam 7 aja saya sering terlambat, ya kali saya jam 6 harus udah nongkrong disana -__-" Akhirnya sayapun menghibur diri dengan foto2 di area tersebut dengan latar belakang menara Petronas. Lumayanlah daripada lu manyun.


Kun Yam Thong Temple & Petronas

Selesai foto2 saya langsung ke tujuan saya berikutnya Petrosains di Suria KLCC. Sayangnya tempat tersebut baru buka menjelang siang. Akhirnya sayapun memutuskan untuk jalan2 dulu naik MRT ke Central Market yang terletak di Jl. Hang Kasturi. Saya yang ga hobi belanja hanya keliling2 sebentar sambil lihat2 dan jalan kaki ke jalan Petaling atau disebut juga Chinatown. Karena saya datang masih pagi, masih ada mobil yang parkir dan baru sebagian kios aja yang buka. Dari Central Market dan Petaling saya beli beberapa magnet kulkas dan gantungan kunci khas Malaysia untuk souvenir.

Central Market & Jalan Petaling


Dari jalan Petaling saya balik lagi ke Suria KLCC, langsung menuju Petrosains. Petrosains ini semacam pusat edukasi terkait sains yang cukup interaktif, dimana ada selain ada penjelasan tentang berbagai benda/fenomena, juga ada simulasi yang bisa kita coba. Mulai dari replika mobil F1 beserta penjelasannya, tentang tambang minyak bawah laut beserta penjelasan dan simulasi suasana offshore, sampai simulasi badai dimana kita masuk ke kotak warna merah mirip kotak telepon. Oya, untuk replika semuanya berukuran 1:1 loh.
Ga kerasa saya udah ngelilingin petrosains sampai sore. Ga disangka petrosains yang berada di dalam Suria KLCC ini ternyata luas juga lo, padahal sebelum masuk kelihatannya kaya arena bermain di mall2 :D

Petrosains di KLCC


Keluar dari petrosains saya baru sadar kalau saya belum makan siang. Roti isi bekal dari hotel langsung saya lahap. Saya juga sempet jajan di salah satu kios makanan di Suria KLCC, kaya pastel tapi ada rasa kari dan satu gelas teh tarik. Lumayan walaupun menurut saya rasa karinya kental banget.
Karena lokasi KLCC yang ga jauh dari hotel, sayapun memutuskan balik ke hotel untuk istirahat sebentar.

Setelah ganti baju dan guling2 sebentar, menjelang malam saya keluar lagi sekalian cari makan malam. Tujuan saya kali ini adalah Bukit Bintang. Beruntung dari hotel menyediakan jasa shuttle gratis dimana salah satu tujuannya adalah Bukit Bintang ini. Tanpa basa-basi saya langsung daftar untuk keberangkatan selanjutnya. Sambil nunggu saya duduk di lobby, dan tiba2 ada beberapa orang berpakaian rapi masuk dan langsung menuju resepsionis. Sekilas saya lihat ada mobil Rolls Royce yang lagi berhenti depan lobby dengan bendera di bagian ujung kapnya. Di bagian plat nomor ada lambang seperti bintang keemasan. Saya berasumsi kalau orang tadi adalah pejabat. Beberapa orang yang memotret mobil tersebut langsung ditegur oleh bodyguard yang berdiri depan lobby. Haaa..Makin dilarang, saya makin penasaran. Akhirnya sambil pura2 lagi sms-an sayapun memfoto mobil itu dengan HP Nokia jadul saya :D

Di Bukit Bintang saya hanya jalan-jalan aja sambil liat2. Untungnya saya ga hobi belanja jadi ga kalap lihat pusat perbelanjaan ini. Kemudian saya makan malam di salah satu warung makan yang ga terlalu besar, saya lupa namanya. Awalnya saya mau pesan paket nasi lemak, tapi saya kurang beruntung karena lauknya udah banyak yang habis. Akhirnya saya pesan lele goreng + sambel + nasi putih yang dicampur nasi lemak. Bah, gini sih kaya makan nasi uduk + pecel lele di Indonesia -__-"
Selesai makan saya jalan lagi sampai mulai sepi toko, sepertinya saya udah di bagian ujung Bukit Bintang (entah ujung yang sebelah mana :| ). Karena bingung dengan rute balik ke hotel, sayapun naik taksi ke KLCC, lihat Petronas di malam hari, trus pulang ke hotel jalan kaki.

Nyampe kamar saya langsung mandi & berendam air hangat di bathtub. Rasanya cape dan pegal ini langsung hilang :D . Selesai mandi saya naik ke tempat tidur siap2 ngumpulin tenaga untuk hari kedua di Kuala Lumpur :)

To be continued... 

Saturday, January 9, 2016

Kuala Lumpur (Part 1)

Ingat di post pertama saya nyebutin kalau saya akan nulis tentang pengalaman hidup saya sejak kuliah sampai sekarang? Inilah yang pertama. Jalan-jalan ke Kuala Lumpur di bulan Mei tahun 2011 adalah pengalaman yang sangat berkesan buat saya. Bisa dibilang saya ngerasa inilah titik balik kehidupan saya karena disinilah saya mulai menantang diri sendiri untuk keluar dari zona nyaman.
Waktu itu saya masih kuliah semester akhir, masa2 dimana mata kuliah udah selesai tapi terlalu malas untuk ngerjain skripsi. Dengan kegiatan perkuliahan yang ga padat sama sekali, bikin saya jadi kuncen rumah yang kerjanya main game dan jarang keluar kamar apalagi keluar rumah. Pada suatu pagi ayah saya yang lama-lama bosen liat saya di rumah terus tiba2 nanya apa saya mau liburan ke KL. Ga mau menyia2kan kesempatan sayapun langsung mengiyakan dengan perasaan campur aduk antara kaget, excited, dan cemas. Langsung saat itu juga ayah nyuruh saya nyari tiket online sambil minjemin kartu kreditnya, dan sore hari itu juga e-tiket udah di tangan saya untuk keberangkatan 2 hari lagi! Thank God saya udah punya paspor yang saya bikin entah buat apa :D

Saya sebelumnya ga pernah pergi jauh sendirian, ga pernah ke luar negeri, dan ga pernah naik pesawat. Kebayang kan gimana perasaan saya setelah pegang tiket untuk ke Malaysia? Saya ga bisa tidur ngebayangin bakal kaya apa perjalanan saya nanti. 
Saya ini sebenernya termasuk orang yang cemas kalau ada di lingkungan baru yang ga saya kenal dan kadang terlalu malu untuk nanya sama orang. Makanya bagi saya ini adalah hal gila yang ga pernah terpikir sebelumnya, sekaligus kesempatan bagi saya untuk nyoba hal baru diluar zona nyaman saya.

H-1 sebelum keberangakatan saya masih sempet2nya dan tumben2nya jogging pagi sama temen saya Rika. Kayanya perasaan excited bikin saya jadi hiperaktif sekaligus sehat :))
Pulang jogging saya langsung meluncur beli keperluan untuk traveling nanti, sekalian tukar mata uang. Begitu nyampe rumah hal pertama yang saya lakukan adalah : browsing. Browsing, browsing, dan browsing. Saya yang super-cemas-campur-excited ke tempat baru ini mulai merencanakan perjalanan saya sebaik2nya, tempat mana aja yang mau dituju, naik apa kesananya, bayarnya berapa, beli makan apa, harganya berapa, semua saya cari tau dan saya catat. Pokonya saya mempersiapkan semuanya sebaik mungkin. Ga kerasa saya browsing sampai subuh, saya bahkan ga ngerasa ngantuk. Tapi demi kesehatan saya paksain juga tidur sebentar sampai pagi untuk ngelanjutin packing.

Siangnya saya langsung berangkat ke pool travel tujuan bandara Soekarno Hatta, karena tiket saya ini jurusannya (emangnya angkot, pakai jurusan -__-" ) Jakarta - Kuala Lumpur - Jakarta. Sekitar jam 8 - 9 malem saya udah sampai di bandara, sempet nongkrong sambil makan malam dulu di A&W sebelum tutup.
Akhirnya menjelang tengah malam pesawat yang saya naikin berangkat juga. Waktu itu saya naik maskapai Air Asia, dan duduk di samping jendela. Kayanya hampir sepanjang perjalanan saya ga berhenti senyum2 sendiri sampai diliatin sama orang di samping. Padahal yang disamping ini kalau dari penampilannya semacam esmud yang sempet saya prospek, maklum waktu itu status saya jomblo menahun yang hampir karatan :p

Setelah landing di LCCT (Low Cost Carrier Terminal) atau terminal khusus penumpang low budget kaya saya, sekitar jam 1-2 tengah malam (waktu KL lebih cepat 1 jam dari waktu di Jakarta) saya langsung mencari pool bus yang akan mengantarkan saya ke pusat kota KL. Setelah sempet keliling dan ga nemu2, akhirnya saya sadar kalau tempatnya pasti udah pindah karena ga sesuai sama petunjuk yang saya dapat di internet.
Mau ga mau saya harus nanya. Untungnya ga jauh dari tempat saya berdiri ada pos polisi, sayapun masuk dan nanya ke salah satu petugas disana. Dengan bahasa melayu yang malah bikin saya tambah bingung, akhirnya saya dapat juga informasi untuk lokasi poolnya (yang ternyata emang udah pindah -__-" ).

Di pool ini ternyata banyak juga jenis dan merk travel yang siap nganterin kita ke pusat kota KL, lengkap sama calo2 yang menyambut kedatangan kita. Akhirnya saya pilih travel Star Shuttle karena saya udah cari info sebelumnya di internet, dan mereka bisa nganterin kita sampai tempat tujuan. Ga terlalu lama nunggu, bus yang saya naikin segera berangkat. Bisa ditebak kalau penumpangnya ga banyak mengingat ini bukan musim liburan dan udah menjelang dini hari. Sepanjang perjalanan saya cukup senang karena sejauh ini berjalan lancar. Saya yang ga pernah keluar pulau jawa sebelumnya (kecuali Madura kalau mau dihitung) tiba2 naik pesawat, keluar negeri, sendirian, tengah malem pula, semuanya di pengalaman pertama. Yah, selalu ada yang pertama kali untuk segalanya ;)
Sayang saya udah ga punya foto2 suasana perjalanan saya ke KL ini. Yang tersisa hanya foto2 selfie norak over excited saya dan hasil curi2 foto penumpang di samping yang sempat saya prospek :D

Setelah sampai di dekat pusat kota KL, kami diturunkan dari bus untuk ganti kendaraan ke semacam minibus. Ada beberapa minibus yang udah menanti dan kita naik berdasarkan arah tujuannya, jadi yang searah dinaikkan dalam satu mobil. Di minibus ini saya hanya bertiga bareng driver & satu penumpang laki-laki. Kemudian driver mengkonfirmasi ulang tujuan saya, Hotel Inter-Continental. Kalau tau hotel ini kalian pasti mikir saya ini naik penerbangan low budget tapi bisa nginep di salah satu hotel bintang lima termewah di KL. Sebenarnya itu karena ibu saya lagi seminar disini selama hampir satu minggu, dan ayah saya mungkin ga tega kalau di pengalaman pertamanya anak perempuannya ini harus ngegembel di negara orang :))

Pengalaman aneh mulai saya alami setelah si driver mengkonfirmasi tujuan saya. Penumpang laki-laki yang satu mobil sama saya mulai ngajak ngobrol dan nanya2. Awalnya sih saya basa-basi aja, saya ngebiarin orang itu memperkenalkan dirinya, (kalau ga salah) namanya Abdul, asalnya dari Surabaya. Agak heran juga sih, namanya Abdul, mukanya kaya orang India, logatnya Melayu, tapi asli Surabaya -__-" . Kalau dilihat dari mukanya, tebakan saya umurnya sekitar 30 tahun. Abdul minta ke drivernya supaya saya diantar duluan, terus nanya2 dan minta nomer HP, tapi saya cuma senyum2 sambil pura2 menikmati pemandangan lalu lintas KL di malam hari, berharap supaya cepat sampai di tujuan.

Sepanjang perjalanan Abdul ini keukeuh ngajak janjian, menawarkan diri jadi guide dan pengen kenalan sama ibu saya. Ugh, ok it must stop NOW. Saya ngebayangin Abdul ini adalah sebenarnya orang Malaysia yang pura2 jadi orang Indonesia, udah punya istri & 2 anak, dan berusaha menjadikan saya istri kedua atau ketiganya cuma gara2 tertarik saya tinggal di hotel mana. Saya emang jomblo, tapi ya ga yang beginian juga keleeuuss...Saya ga se-desperate itu, dan bahkan jomblo abadi sekalipun tetap harus punya standar *ngangguk2*.
Untungnya ga lama kemudian mobil yang nganterin saya sampai juga di hotel tempat saya nginep. Buru2 saya ambil ransel saya dan langsung jalan tanpa menoleh ke belakang, pura2 ga denger ada yang manggil2 nama saya. Saat itu saya bener2 bersyukur cuma bawa ransel yang ga ribet dan membantu saya untuk kabur secepatnya.
Setelah mengalami kejadian absurd di perjalanan menuju hotel, akhirnya saya bisa check-in dan beristirahat dengan tenang...Untuk sementara...

To be continued...

Wednesday, January 6, 2016

About me

Saya adalah perempuan di usia 20-an yang memiliki hobi bermain video games, dan sesekali jalan-jalan tergantung tabungan. Pada dasarnya saya senang melakukan banyak hal, kadang saya merakit model kit, kadang saya menulis, kadang saya membaca, kadang saya menonton banyak film, dsb. Bisa dibilang mungkin saya adalah generalis sejati :p

Saya bikin blog ini sebenernya untuk merecord pengalaman2 saya sejak kuliah sampai sekarang, tapi sayangnya karena hanya disimpan dalam ingatan akhirnya banyak detail yang terlupakan. Kenapa sejak kuliah? Karena sejak itulah saya mulai mengeksplorasi hal lain diluar zona nyaman saya, yang ternyata menarik bagi saya.

Saya sendiri lahir dan besar di Bandung. Saya kuliah mengambil jurusan Psikologi di salah satu Universitas swasta di Bandung. Sampai sekarang saya masih bingung sih kenapa saya dulu ambil jurusan Psikologi, but well...life goes on... dan sekarang sy bersyukur dulu saya ambil jurusan itu :D

Selepas kuliah saya bekerja di pulau Borneo di indutri tambang, bagian HR tepatnya. Banyak hal baru dan menarik yang saya temui disini, mulai dari karyawan yang aneh2, sampai liburan ke tempat baru. Roster kerja yang 6 minggu kerja - 2 minggu cuti (cuti periodik, diluar cuti tahunan), gaji lumayan dan dengan tiket pesawat PP ditanggung perusahaan adalah surga untuk kita-kita yang single. Jadi isi blog ini akan banyak menceritakan pengalaman saya ketika jalan-jalan dan kejadian lucu di tempat kerja, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk cerita yang lain :D

Untuk menjaga kredibiltas saya sebagai manusia normal, saya ga pakai nama asli saya tapi pakai nama Tiny Tuna. Sejarah nama tersebut saya ceritakan pada post pertama saya di blog ini. Maksudnya kan kalau pakai nama samaran, saya bisa lebih bebas bercerita tanpa ada yang mengenali..Hehehe...

Selamat menikmati :)

Introduction

Kata-kata yang pengen saya tulis dari tadi adalah "Ta-Daa". Akhirnya bikin blog juga. 
Setelah bertahun-tahun cuma jadi silent reader akhirnya saya punya blog sendiri, dan bukan sebagai pembaca tapi sebagai penulis. Mungkin karena 3 bulan nganggur (waktu yang cukup lama buat saya ga ngapa2in) bikin saya mencoba hal baru. But it's ok, mungkin ini pertanda untuk awal yang baik #iyain aja ..

Sebenernya saya punya cukup banyak cerita sepanjang perjalanan hidup saya sejak kuliah sampai sekarang, tapi kebanyakan cuma saya simpen sendiri atau jadi caption foto2 saya aja, itupun caption di laptop. Bahkan di medsos-pun saya cenderung tidak terlalu aktif.
Lah trus ngapain bikin blog? Ceritanya sih saya mau nulis tentang pengalaman saya yang menurut saya cukup menarik. Sebagian besar detailnya saya udah lupa, dan sebelum saya lupa seluruhnya saya coba untuk cicil nulis di blog. 

Pengalaman pertama bikin blog cukup lama untuk mikir display name-nya. Akhirnya pilihan jatuh ke Tiny Tuna. Tadinya pengen pakai Tiny Tina karena saya ngefans sama karakter Tiny Tina dari game Borderlands 2, tapi ga jadi karena takut nanti kalo saya jadi terkenal dituntut gara2 lisensi nama *kedip-kedip*. Akhirnya saya pakai nama kucing saya, Tuna. Jadilah Tiny Tuna. Oke, mungkin saya emang sedikit gagal move on dari Tiny Tina, tapi at least ga sama persis. 
Awalnya juga saya pengen bikin blog berbahasa inggris, biar gaya dikit, sok-sok go international *diucapkan ala Cinta Laura* tapi saya mikir jangka panjangnya, dengan kemampuan bahasa inggris saya yang acakadut, bisa2 ntar lamaan nge-translate-nya daripada bikin isinya. Jadi ya saya pasrahlah dengan bahasa yang seadanya.

Oke, nama blog udah jadi, selanjutnya adalah bikin tampilan. Untuk teman2 yang suka main game action RPG pasti inget momen dimana kita lebih lama bikin wajah & tampilan karakter kita daripada menyelesaikan tutorialnya. Itulah yang terjadi dengan saya. 4 jam saya masih berkutat di mikirin display name dan setting tampilan blog, sampai akhirnya saya menyadari kalo itu bisa diedit belakangan. Untuk warna saya tadinya pengen warna hitam atau kelabu, sok-sok misterius gitu. Tapi entah kenapa saya merasa lebih sreg dengan warna-warna yang adem dan tampilan lebih simpel, mungkin karena pengaruh umur dimana masa-masa labil saya udah lewat. 

Setelah profile dan setingan sudah oke, sayapun mulai menulis, yang ternyata perkenalan aja lebih panjang dari yang saya kira :D
Akhir kata, kalau ada kata-kata yang salah, tolong diingat kalau ini bukan pelajaran bahasa Indonesia, dan kalau ada typo tolong diingat kalau keyboard laptop saya sudah tidak terlalu responsif, mungkin karena terlalu sering dipakai main game secara brutal atau karena pernah jatuh dari kabin pesawat. 
Semoga tulisan-tulisan saya bisa berguna atau minimal menghibur temen2 pembaca ;)