Wednesday, February 17, 2016

Singapore (Day 2)

Hari kedua diawali dengan buka mata langsung liat bulu kaki. Kami tidur di kamar yang berisi 4 bunk bed mix dorm dengan kamar mandi luar. Karena kami bertujuh dan kebetulan hostel juga ga terlalu penuh, akhirnya kami semua dikasih satu kamar beserta kuncinya. Kebetulan ranjang saya di bagian atas sebelahan sama cowo satu2nya di grup kami. Alhasil, buka-tutup mata yang saya liat kalau ga mukanya ya bulu kakinya :))
Bangun tidur saya langsung ke kamar mandi. Biasanya saya hobi masuk kamar mandi terakhir2 karena kebanyakan leyeh2nya dulu. Tapi mengingat kamar mandi ini dipakai rame2 sama tamu hostel, saya memutuskan untuk memakai kamar mandi sebelum dipakai orang lain, mumpung masih bersih dan kering. Sebelum mandi saya survey dulu mana toilet & shower yang paling nyaman, dari sisi kebersihan dan lokasinya yang startegis. Untungnya hostel ini nyaman dan bersih, jadi setelah menemukan kamar mandi yang pas saya bisa melakukan ritual di pagi hari dengan tenang dan memuaskan.
Setelah mandi dan sambil nunggu sarapan yang belum tersedia, saya bareng dengan 2 orang teman penasaran dengan lingkungan sekitar hostel. Kami bertiga jalan2 ke arah Arab Street sekalian pemanasan. Kami melewati Masjid Sultan yang terkenal, lokasinya diantara Malay Heritage Centre dan Arab Street. Setelah mampir di 7-eleven kami kembali ke hostel. Sampai di hostel sarapan udah tersedia, lumayan ada roti & selai, serta teh & kopi. Semuanya self service, mulai dari ambil piring, ambil roti & selai, bikin kopi, sampai cuci piring yang bekas kita pakai. Walaupun rasanya biasa aja, tapi lumayanlah untuk ganjal perut dan saving cost :D

Udah makan, penampilan udah oke, semua udah siap, dan petualangan kamipun dimulai. Tempat pertama yang kami kunjungin adalah Central Business District. Kalau biasanya CBD itu kita sering dengernya CBD Pluit, atau CBD kuningan, ini CBD Singapura. Awalnya saya mikir, ni teman saya ngajak wisata ko ke kantor. Tapi pas udah nyampe sana, tetep aja saya terkagum2 sama suasananya, gedung2 bertingkat, lingkungan yang bersih, dan orang2nya yang berjalan cepat. Walaupun daerah padat perkantoran, tapi ga semrawut kaya Jakarta. Saya jadi berangan2 kapan ya Indonesia bisa kaya gitu, kota besar tapi tetap nyaman banget... Halah, emang yang namanya rumput tetangga selalu keliatan lebih hijau :|
Dari CBD ini kami lanjut ke The Fullerton Hotel Singapore yang jaraknya ga terlalu jauh. Kalau di KL saya sempet ngerasain jadi turis borju yang numpang tidur di hotel bintang 5, kali ini saya jadi turis yang numpang foto2 di depan hotel bintang 5. Selain ngiri sama yang bisa nginep disana, hotel ini emang menarik ko dengan gaya arsitekturnya yang khas. Dibangun awal tahun 1900-an sampai kemudian di awal tahun 2000-an alih fungsi jadi hotel.
Dari Hotel Fullerton kami sempat belok sedikit untuk nengok Merlion. Tapi cuaca yang panasnya naujubila bikin kami ga berlama2 di Merlion. Walaupun ga lama, tapi biar afdol tetep harus foto khas minum air mancur dari patung Merlion *kedip2* Tapi tenang aja, biarpun saya punya fotonya, saya ga akan membuat kalian memandangi foto dengan gaya norak saya :p


Seputaran kawasan Business District, Hotel Fullerton, dan Merlion

Dari Merlion kami lanjut ke Raffles Landing Site. Yang tersohor dari tempat ini adalah patung Raffles sebagai memoar mendaratnya Sir Stamford Raffles, nama yang dulu susah untuk saya ingat padahal sering ditanya pas ulangan sejarah jaman sekolah, tapi pas udah gede dan ga ada yang nanya saya malah ingat terus. Dari Raffles Landing Site kami jalan ke arah Asia Civilization Museum, dan menuju Fort Canning Park. Disini kami melewati heritage dan tempat2 yang keren seperti public Art Window of Hope, St. Andrew Cathedral, dari jauh kelihatan City Hall, kami juga melewati Singapore Philatelic Museum yang langsung saya masukkan sebagai destinasi pribadi saya, Armenian Church of St. Gregory The Illuminator yang embel2 illuminati-nya jadi catchy gara2 saya baca bukunya Dan Brown, The Bible Society, dan Registry of Marriage Singapore (mungkin ini KUA-nya Singapura), sampai akhirnya sampai di Fort Canning Park untuk istirahat sambil foto2.


Seputaran Raffles Landing Site sampai Fort Canning Park

Selesai istirahat dan jalan2 sebentar di Fort Canning Park kami menuju Dhoby Ghaut yang letaknya ga terlalu jauh dan naik MRT menuju Orchard Road. Begitu sampai yang pertama kali kami lakukan adalah nyari makan siang. Kami memutuskan makan siang di food court di Lucky Plaza. Saya sendiri memilih makanan Jepang sepaket dengan minumannya. Untuk harga ada di kisaran 3-5 SGD (saya lupa tepatnya berapa). Untuk yang mencari makanan halal di Singapura, di Lucky Plaza ini cukup banyak pilihannya dan bisa jadi alternatif. Selesai makan kami lanjutkan jalan2 di seputaran Lucky Plaza dan Orchard Road. Saya & teman2 juga sempat jajan di Uncle Ice Cream yang fenomenal di Orchard Road, walaupun sempat gondok juga karena yang jual lupa kalau saya udah bayar duluan dan ngotot kalau saya belum bayar (lain kali mendingan saya bayarnya pas es krimnya udah jadi dan mau dikasih ke kita daripada bayar duluan trus penjualnya lupa, maklum yang jual udah berumur). Harganya sih cuma 1 SGD, tapi malunya itu loh diliatin para bule2 *tutup muka pake karung* ToT. 
Dari Orchard Road kami menuju Bras Basah Complex. Sepertinya yang terkenal disini adalah toko bukunya, tapi banyak juga ko toko lain selain toko buku. Sayangnya banyak toko yang tutup dan terkesan sepi. Entah karena bukan musim liburan, atau emang tempat itu kaya Be-Mall di Bandung yang antara hidup dan mati. Sementara teman2 saya yang lain window shopping dan shopping beneran, saya menghabiskan waktu di toko jam di kompleks pertokoan ini, mikir2 saya beli jam atau ngga. Kebetulan saya nemu jam Swatch yang udah lama jadi incaran saya. Karena pertimbangan harganya dan persediaan uang, akhirnya saya memutuskan ga beli. Berat sih, kepikiran sampai besoknya, tapi daripada liburan ini saya jadi miskin dan ga mampu jalan2 atau beli makan? Rugi banget (notes : akhirnya saya dapat jam incaran saya ini 2 tahun kemudian di toko Swatch Emporium Mall Jakarta. Bener kata orang, yang namanya jodoh ga bakalan kemana ;) ).

Dari Bras Basah Complex kami naik MRT menuju Chinatown. Di Chinatown kami jalan2 sekalian lihat siapa tau ada oleh2 yang oke, oke di kantong, juga oke ukuran & beratnya. Kayanya di banyak negara Chinatown dikenal sebagai pusat jajanan atau oleh2 murah ya :D . Disini saya beli oleh2 yang menurut saya lucu, murah, dan yang pasti ukurannya kecil & ringan jadi gampang dibawa. Saya beli kaleng seukuran kartu remi warna putih dengan gambar khas Merlion tapi dengan desain dan warna yang simpel, ga norak. Di dalamnya juga ada kartu remi yang menurut saya unik desainnya.
Dari Chinatown rencananya kami akan ke Marina Bay, kebetulan disana lagi ada light festival yang bukanya (pastinya) malam. Karena waktunya masih lama, akhirnya saya dan partner in crime saya memisahkan diri untuk berkunjung ke museum. Tujuan pertama kami berdua adalah Peranakan Museum. Peranakan museum ini adalah museum yang menceritakan budaya Peranakan di Asia umumnya, dan Singapura khususnya. Peranakan Museum ini adik-kakak sama Asia Civilization Museum yang lokasinya dekat dengan Raffles Landing Site. Dalam Peranakan Museum dipamerkan koleksi untuk acara pernikahan, alat makan, kebaya, batik, lukisan, perhiasan, dsb. Museum ini terdiri dari 3 lantai yang dibagi menjadi 10 galeri. Yang saya kagumi adalah penjelasannya yang cukup lengkap termasuk asal muasal budaya atau pengaruh budaya tersebut, seperti dipajang juga kain batik asal Indonesia yang dijelaskan dengan detail daerah asalnya, seperti Jawa Barat, Sumatera, dsb. Lumayan kan secara ga langsung mempromosikan keragaman budaya Indonesia :)


Salah satu sudut di Peranakan Museum

Puas lihat2 di Peranakan Museum kami lanjut jalan ke museum yang udah kami incar sebelumnya, Singapore Philatelic Museum. Selain tiket masuk kita juga disitu dapat kartu pos naga dan kartu pos Tintin sebanyak 4 buah. Di dalamnya ada cerita sejarah surat menyurat, dan koleksi perangko yang menarik bagi saya karena banyak juga perangko dengan tema kartun, termasuk koleksi perangko Tintin yang saat itu lagi jadi main event. Oya disana juga ada perangko glow in the dark yang sengaja ditempatkan di tempat yang gelap dan perangko lapis emas. Keren kan... Sebagian besar perangko disimpan di lemari kaca, dan ada beberapa yang disimpan di tempat lebih terbuka. Hmmm...Kayanya makin mahal / berharga, tempat penyimpanannya lebih ketat. Bahkan untuk bagian koleksi perangko Tintin, kita dilarang mengambil foto.
Selama kami mengunjungi dua museum diatas bisa dibilang pengunjungnya cuma kami berdua. Sepiiii banget. Selain emang kita datang kesana bukan di musim liburan, kayanya museum emang bukan destinasi wisata favorit untuk sebagian orang. Beberapa teman kamipun lebih milih belanja daripada tur ke museum2. Setelah puas keliling di Philatelic Museum ini, ga kerasa udah sore banget. Kami segera menuju Marina Bay Sands sekalian janjian sama teman2 yang lainnya.


Singapore Philatelic Museum

Di Marina Bay Sands kami harus puas dengan jalan2 di bagian bawah aja, soalnya kalau mau naik keatas kita harus bayar sekitar 19-20 SGD. Bah, uang segitu bisa untuk makan 3x plus transport. Akhirnya kami ke bagian pelataran Marina Bay Sands. Bisa dibilang kami cukup beruntung karena kedatangan kami pas dengan pertunjukkan laser-air mancur yang merupakan bagian dari i-light festival yang diadakan di sepanjang Marina Bay, mulai dari Marina Bay Sands sampai dengan Merlion Park. Akhirnya kami nonton sambil duduk lesehan dengan posisi yang strategis, cukup depan untuk bisa duduk enak tanpa kehalang orang2, tapi ga terlalu dekat untuk kena percikan airnya. Sepanjang pertunjukkan saya cuma bisa bengong dengan mulut menganga. Keren. Banget. Benar2 kreatif dan....Wow. Pertunjukkan ini menceritakan tentang perjalanan manusia dari lahir sampai dewasa, pastinya dengan unsur budaya. Pertunjukkan yang berdurasi 20 menit ini diulang (kalau ga salah) setiap 2 jam. Kami beruntung banget pas kesana pas pertunjukkan akan dimulai :)
Selesai pertunjukkan kami lanjut ke Clarke Quay. Clarke Quay adalah dermaga di pinggir sungai yang sekarang dipenuhi restoran dan klab. Rencananya kami mau sekalian makan malam. Biarpun tempat ini dipenuhi restoran, kami yang udah full team cuma bisa beli makan di 7-eleven sambil duduk2 di pinggir dermaga yang remang2. Maklum, urusan kantong yang tipis :)) . Anyway, waktu itu di Bandung belum ada 7-eleven, jadi saya yang pertama kali ngerasain makanannya 7-eleven di Singapura tetep ngerasa makanan itu spesial, apalagi makannya di tempat yang ga biasa :)
Setelah puas makan ala kadarnya, kamipun kembali ke hostel naik MRT. Sampai di hotel, pijat2 kaki dan istirahat. Jalan2 hari ini bagi saya udah masuk jalan kaki level hardcore. Bahkan teman saya yang cowo udah pakai persediaan koyo dan berbagai salep & minyak untuk dioles ke kakinya. Untungnya, saya belajar dari pengalaman sebelumnya waktu saya ke Kuala Lumpur, jadi kira2 2 minggu sebelum trip ini saya rajin jogging & jalan pagi. Hasilnya cukup membantu, walaupun kami banyak jalan kaki, tapi saya ga kewalahan kaya "tetangga sebelah kasur" dan siap untuk menjelajah di hari berikutnya ;)



Cuplikan dari pertunjukkan di i-Light Festival, Marina Bay Sands

To be continued...

2 comments:

  1. aku baca ini sambil ketawa-ketawa sendiri.
    Oh ternyata si jam impian itu udah diincer dari tahun 2012 yaaaaaa :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh bu narator...Ahahaha...Iya nih :|
      Untung sekarang udah kebeli dua2nya :p

      Delete