Tuesday, May 31, 2016

Bromo (Part 2)

Puas main kartu kami istirahat di kamar masing2. Setelah tidur sekitar 1-2 jam, saya bangun dan langsung ke kamar mandi. Sialnya di kamar mandi saya ini ga ada air panasnya. Entah di kamar saya aja atau emang di penginapan ini ga menyediakan air panas. Tanpa air panas, boro2 mau mandi, saya cuma sanggup ke toilet dan sikat gigi aja. Ga apa2 deh, saya yakin orang2 yang mau liat sunrise di Bromo pasti mukanya bau bantal semua. Lagipula harus bangun subuh2 buta dan merasakan air di kamar mandi yang sedingin es adalah tragedi kemanusiaan untuk saya T__T . Tapi semua dibela2in demi pemandangan sunrise di Bromo yang konon katanya udah tersohor sampai mancanegara, dan semoga perjuangan saya ini bisa terbayarkan.
Setelah siap kami segera menuju meja respsionis, dan jeep yang kami sewa udah menunggu di depan. Drivernya ini merupakan masyarakat sekitar yang udah biasa bawa mobil 4WD. Selain beberapa jeep yang udah disewa, banyak juga bule2 yang siap menempuh perjalanan dengan jalan kaki. Kamipun langsung berangkat pada waktu yang udah ditentukan. 

Dari dalam jeep saya bisa liat bule2 backpacker yang jalan kaki ke puncak. Sebenernya jaraknya kalau dari penginapan ga terlalu jauh, cuma jalannya itu bo yang menanjak. Salut deh buat bule2 yang kuat jalan kaki, saya sih boro2 jalan, bisa beranjak dari balik selimut jam 3 subuh aja udah luar biasa. Sebelum sampai puncak, kami dikompakin sama drivernya supaya kalau lewat pos anti kami mengaku sebagai kerabat si drivernya. Saya sih iyain aja, padahal dalam hati saya bertanya2 emang penjaga posnya percaya ya, segini muka & warna kulitnya beda2 :| . Sampai pos kami pasang muka datar, sementara si driver ngomong ke petugas pos dengan bahasa daerah. Ternyata katanya disitu sering dimintain uang masuk yang ga resmi, padahal untuk tiket masuk resmi kami udah include dalam paket yang diambil.

Setelah melewati pos, kami sampai juga di Gunung Penanjakan. Kami di-drop di dekat pintu masuknya, sementara druver kami balik lagi untuk cari tempat parkir. Loh ko gunung Penanjakan, bukannya kita mau liat sunrise di Bromo? Jadi ternyata Penanjakan yang termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah tempat yang ideal sebagai viewpoint untuk ngeliat sunrise. Posisi Penanjakan yang lebih tinggi dari gunung Bromo bikin pemandangan disini jadi stunning. Kita bisa liat matahari terbit dengan latar belakang gunung Bromo, Batok, dan Semeru. Waktu yang pas untuk "nonton" sunrise ini jam 04.00 - 05.30 WIB. Kalau bisa jangan datang pas musim liburan atau weekend, soalnya tempat viewpoint-nya ga terlalu luas. Waktu saya kesana aja rasanya semua orang berdesakan untuk mendekati pagar, padahal saya kesana hari Senin. Setelah matahari terbit sepenuhnya baru deh agak sepian dan bisa foto2 narsis tanpa harus gantian sama orang lain. Oya, kalau ngerasa masih kedinginan atau penghangatnya kurang mumpuni, sebelum masuk viewpoint banyak ko yang jualan syal, kupluk, sarung tangan, sampai jaket. Harganya juga masih bisa ditawar, apalagi kalau belinya rame2 :D


Suasana dari viewpoint. Saya yang mana coba? :D

Pemandangan setelah matahari terbit

Setelah puas foto2 saya, Adhi, dan Firdi santai2 sebentar di warung Popmie sambil mengganjal perut sekalian nunggu Bang Taat memuaskan hasratnya *hasrat foto2 maksudnya*. Setelah semua selesai, kami turun ke bawah sambil nyari jeep yang kami tumpangi, dan kami langsung menuju kawah gunung Bromo :D . Di perjalanan ini kita ngelewatin hamparan pasir luas yang sering disebut Pasir Berbisik dan padang savana yang sering disebut Bukit Teletubbies. Entahlah kenapa disebutnya kaya gitu, mungkin karena jadi lokasi syuting film pasir berbisik, dan untuk padang teletubbies karena bentuknya yang mirip rumah teletubbies :\ . Liat spot yang oke, kamipun langsung cari posisi untuk berhenti dan foto2 :D 


Pemandangan yang menyejukkan hati :D

Puas foto2 dan selfie diatas jeep, kami melanjutkan perjalanan menuju kawah gunung Bromo. Sambil lihat2 pemandangan dan ngintip hasil foto, saya sibuk buka jaket. Mengingat tadi kami foto2 di tempat terbuka dan matahari udah mulai berseri2, saya mulai ngerasa gerah pakai jaket tebal ini. Apalagi saya biasa tinggal di daerah dingin, walaupun ga sedingin subuh2 di Bromo.
Sampai di "tempat parkir" jeep di lautan pasir atau sering disebut juga Kaldera Bromo, kami turun dan siap2 dengan barang bawaan yang seadanya. Untuk mencapai puncak gunung Bromo yang ada kawahnya, kita masih harus jalan lagi mengarungi lautan pasir dan jalan yang menanjak. Begitu jeep sampai disana kami langsung dikerubungin sama masyarakat Tengger yang menyewakan kudanya. Saya yang antusias pengen naik kuda langsung naik ke kuda yang agak kecil, padahal belum sempat nawar, bahkan belum nanya berapa harga sewa untuk bolak baliknya :)) . Karena ngeliat jaraknya cukup jauh, akhirnya semua setuju untuk naik kuda. Setelah tawar menawar harga, disepakati Rp 120.000 untuk satu kuda perjalanan bolak balik.

Pas naik kuda ini kita ngelewatin Pura Luhur Poten Bromo, yang jadi tempat sembahyang umat Hindu suku Tengger. Beneran ga nyesel deh naik kuda, karena emang jalannya jauh, berliku, cukup terjal dan menanjak. Saya naik kuda juga sempat deg2an karena lewat jalan yang curam. Untungnya kuda dan mas2nya yang menuntunnya ini udah jago, jadi kami selamat sampai di tujuan. Kebanyakan wisatawan emang lebih milih naik kuda dibandingkan jalan kaki. Selain jaraknya yang lumayan jauh, jarang2 juga kan kita bisa naik kuda tanpa takut kesenggol mobil atau dibilang masa kecil kurang bahagia. Buat yang jomblo2, bisa juga sekalian nyari pangeran berkuda putih :p .
Turun dari kuda kami langsung disambut sama tangga yang siap didaki, dan pemandangan keren dengan latar belakang gunung Batok. Sebagai anak muda, kami foto2 dulu sebelum tarik nafas panjang untuk mendaki (yang katanya) 250 anak tangga.


Anak tangga menuju kawah Bromo

Pemandangan Gunung Batok di tengah lautan pasir

Setelah berjuang naik sampai ke puncak dan nungguin cowo2 berperut buncit ini, kami sempat foto2 narsis *wajib*. Waktu itu kawahnya agak berasap samar2 bau belerang yang khas. Yang mau kesini bawa anak kecil, hati2 deh, karena pagar pengamannya menurut saya kurang memadai, celahnya cukup lebar untuk dilewatin orang. Selesai foto2 kami turun dan nyari mamang kuda untuk kembali. Kami mampir di Pura yang kami lewatin sebelumya dan foto2 disitu. Karena isinya foto selfie, untuk foto utuhnya saya ambil dari website lain. Dari Pura ini kami memutuskan untuk jalan kaki aja ke jeep, apalagi jaraknya udah ga terlalu jauh.

Kawah gunung Bromo

Pura Luhur Poten, diambil dari Kompasiana.com

Setelah naik jeep kami kembali ke penginapan, karena travel kembali kami ke Jogja udah nunggu. Setelah beresin barang dan bekal sarapan (roti isi selai kiloan dan air mineral kemasan gelas plastik), kami naik mobil yang menjemput untuk transit di Probolinggo untuk transit sekalian makan siang. Selanjutnya kami dibagi jadi 2 rombongan, rombongan yang menuju Jogja, dan rombongan yang ngelanjutin perjalanan ke Bali. Jadi kalau tour versi lengkap itu rutenya Jogja - Bromo - Bali. Disini kami berpisah sama keluarga bule karena mereka ngelanjutin perjalanan ke Bali. Lumayanlah, kami bisa tiduran dengan leluasa.
Perkiraan sampai di Jogja tengah malam, di jalan kami cari2 penginapan yang murah untuk semalam di Jogja. Untung Adhi yang udah hatam Jogja reserve kost harian Paragon dan infoin kedatangan kami di tengah malam biar ada yang bukain pintu. Setelah dapat penginapan kami main kartu sampai ngantuk, dan tidur dengan tenang dan pulas. Cape cuy, maklum, abis dipaksa bangun subuh :p . Menjelang tengah malam kami diantar langsung di depan pintu tempat kost tersebut. Setelah lapor dan check-in, saya langsung ganti baju dan ngelanjutin tidur. Jalan2nya sih cuma 6 jam aja, tapi udahnya tidur 16 jam. Hehehe...

Paginya baru deh saya bener2 nyimak fasilitas yang disediaiin kost2an harian ini. Judulnya sih kost eksklusif, dan dalamnya modern minimalis. Kamarnya bersih ko, ada TV, kasur (ya iyalah..), AC, dan shower dengan air hangat. Cuma kamar yang saya dapat baunya agak apek, mungkin karena kelamaan kosong. Siangnya, saya yang awalnya berencana pulang naik kereta, akhirnya ganti haluan naik pesawat karena dapat info kalau ibu saya mau operasi. Dibantu Adhi, saya akhirnya booking pesawat Merpati jenis ATR. Duh, belum apa2 saya udah ngebayangin naik ATR ke Bandung... Bandung yang dikeliligi pegunungan biasanya anginnya kencang... Lah ini pakai pesawat baling2 bambu :| . Untungnya, perjalanan saya pulang ke Bandung lancar. Ini pertama dan terakhir kalinya saya ngerasain maskapai Merpati. Untungnya lagi, operasi ibu saya lancar juga. Bisa liburan dan keluarga diberi kesehatan oleh Tuhan, disini saya ngerasa kalau saya sangat beruntung :)

Dari pengalaman saya jalan2 ke Bromo, berikut tips singkat yang bisa nambah2 persiapan teman2 yang mau ke Bromo.
1. Perhatikan musim. Best view Bromo ada di musim kemarau. Lagipula males aja kan, jalan2 gitu trus kehujanan?
2. Perhatikan tempat start. Inget, Bromo itu di Jawa Timur. Start dari tempat yang beda provinsi udah pasti waktu perjalanannya lebih lama. 
3. Bawa baju hangat sesuai kebutuhan.
4. Bawa uang cash, soalnya di Bromo ga ada ATM.. (Eh ada loh yang masih nanya2 ATM terdekat dimana)
5. Browsing harga, dan tawar. Jangan gampang tergiur sama harga yang ditawarin, karena biasanya mereka kasih harga awalnya mahal, mungkin coba2 siapa tau bisa memanfaatkan ketidaktahuan kita.

End.

Note:
Untuk foto yang ga ditulis sumbernya, credited to Adhi & Bang Taat.

4 comments:

  1. dapet sunrisenya ga? aku ke sana salah jadwal euy, pas tahun baru jadi penuh dan hujan TT___TT

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dapet dong :D
      Bagus..Sayang di kamera warnanya ga keluar... Maklum bukan fotografer :|
      Wah, sayang ra... Kalau penuh masih bisa dibela2in, tapi kalau hujan susah juga ya. Pemandangannya jadi ga maksimal. Emang kalau ke daerah gunung, musim itu penting banget ya..

      Delete
  2. Seru ya, kalo yang cerita di gunung lain ada nggak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada, gunung di hatimu #eaaa
      Hihihi...Masih ada cerita lain selain di gunung, tapi karena bulan puasa adalah bulan yang ga produktif, jadi nge-blognya disambung abis Lebaran ya :p

      Delete